Hampir dipastikan unta adalah sumber penularan virus korona MERS di Timur Tengah.
Virus tersebut dilaporkan telah membunuh lebih dari 100 pasien sejak kasus ini muncul di tahun 2012.
Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King Saud, dan EcoHealth Alliance.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan mengenai bahaya MERS (Middle East Respiratory Syndrome). WHO menyebutkan lebih dari 250 orang dipastikan terinfeksi dan 93 orang meninggal dunia. Tetapi pemerintah Arab Saudi menyebutkan jumlah kasus yang lebih besar dengan jumlah kasus mencapai 300 dan 100 orang meninggal.
Para ilmuwan telah melakukan tes genetik pada virus yang diambil dari sapuan hidung hewan. "Dari data ini kini kami meneliti rute potensial terjadinya infeksi pada manusia yang terpapar susu unta atau dagingnya," kata Abdulaziz Alagaili dari Universitas King Saud.
Virus MERS ini telah menginfeksi orang di Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Mesir, Emirat Arab, Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris, Tunisia, Malaysia, dan Filipina.
"Jumlah kasusnya naik pesat sejak pertengahan Maret 2014," tulis WHO. Selain melalui unta, ada kemungkinan penularan terjadi antarmanusia.
Hingga saat ini belum diketahui pola penularan dan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan. Kebanyakan orang terinfeksi oleh beberapa tipe genetik MERS, tetapi unta membawa berbagai jenis virus.
"Jenis virus yang terbatas pada manusia dan jumlah yang sangat banyak pada unta mungkin menjelaskan mengapa penyakit ini lebih sedikit pada menusia karena hanya sedikit tipe virus yang bisa menular antarspesies," kata Thomas Briese, Direktur Center for Infection and Imunity di Universitas Columbia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR