Lukman Mahfoedz, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) menyatakan, sektor minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap negara kita, yaitu mencapai 31 miliar dolar Amerika dan di 2014, berdasarkan perkiraan investasi terdapat 26,5 miliar dolar Amerika.
"Ini berarti sektor minyak dan gas bumi menyumbang 6,2 persen dari Gross Domestic Product Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers menyambut IPA Convention and Exhibition (Convex) ke-38 di The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Senin (5/5).
Hal terpenting dari keberadaan minyak dan gas bumi ini adalah terciptanya Energy Independence and National Security yang dijabarkan sebagai: keuntungan untuk rakyat dengan ketersediaan energi cukup dan harga terjangkau, sampai pengembangan kapasitas manusia.
Namun, saat melihat data statistik tentang target pemenuhan minyak dan gas bumi di Indonesia pada saat ini sampai sekitar 2030, terjadi gap yang semakin besar. Indonesia diperkirakan bakal dominan mengimpor energi. Hal ini sudah terlihat di sektor ekonomi: nilai tukar dolar Amerika yang tadinya Rp9.500 kini mencapai Rp11.000. Tindakan melakukan impor bukanlah yang terbaik, yang sangat diinginkan adalah mengadakannya sendiri bagi rakyat Indonesia.
Lukman menandaskan, untuk mencapai hal ini, kita memiliki tantangan besar. Mulai social challenge, technical challenge, regulatory challenge, economic challenge sampai berbagai tantangan lain. Termasuk di sini adalah kontrol pemerintah, isu keamanan, eksplorasi laut dalam, akses ke perusahaan nasional sampai ketersediaan sumber daya manusia.
Lebih detail lagi, diungkapkan dalam contoh, "Misalnya untuk ongkos pengeboran. Taruhlah saat harus mengebor sedalam 1.000 meter," ungkap Lukman. "Di tanah air kita biayanya lebih mahal dua setengah kali lipat dari negara-negara lain."
Untuk itu, dalam acara IPA Convex ke-38 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 21-23 Mei, hal-hal ini akan dibahas dalam sidang khusus serta sidang pleno. Berupa tanya jawab dan diskusi langsung antara para pelaku usaha minyak dan gas bumi, pihak industri, para pejabat pemerintah serta pakar terkait dari sepuluh negara.
Di acara yang sama, pada tahun lalu, di dalam acara pembukaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan kementerian-kementerian terkait untuk mempermudah proses perizinan dan memberikan insentif fiskal yang lebih tinggi.
Jacob Kastanja, Ketua IPA Convex ke-38 menyebutkan, "Ada sesi pleno dan dua sesi khusus yang kami gelar nanti, antara lain potensi sumber daya manusia dalam dunia minyak dan gas bumi yang kompetitif."
Selain itu, pada hari terakhir yaitu tanggal 23 Mei, juga akan digelar kelas-kelas kecil berisi 10 - 15 orang yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta. "Acaranya disebut technical programme highlight," imbuh Jacob. Pakar geofisika, Robert Hall akan memaparkan soal potensi minyak dan gas alam, sedangkan John Kaldi akan mengupas soal hidrokarbon.
Selain sidang-sidang dan kelas teknik ini, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai pameran yang digelar IPA Convex ke-38. Beritanya lihat di sini.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR