Nationalgeographic.co.id—Umeno Sumiyama dan Koume Kodama dari Jepang menjadi kembar identik tertua di dunia. Dilansir dari laman resmi Guinness World Records, Umeno Sumiyama dan Koume Kodama dinobatkan sebagai kembar identik tertua yang masih hidup (wanita) dan sebagai kembar identik tertua yang pernah ada (wanita) oleh Guinness World Records.
Umeno Sumiyama dan Koume Kodama per tanggal 1 September 2021 berusia 107 tahun, 300 hari. Kedua wanita ini lahir di Pulau Shodo, prefektur Kagawa, Jepang pada tanggal 5 November 1913.
Menurut anggota keluarga Umeno Sumiyama dan Koume Kodama, keduanya merupakan pribadi yang ramah dan positif. Mereka juga tidak khawatir tentang berbagai hal. Umeno adalah sosok yang lebih berkemauan keras, sementara kembarannya, Koume lebih lembut.
Si kembar pun mengenang pola asuh mereka mirip dengan drama TV. Ada masa-masa ketika terlahir kembar menjadi alasan yang cukup untuk mendapat bully atau perundungan. Itu merupakan salah satu pengalaman terberat di masa kecil mereka.
Umeno Sumiyama dan Koume Kodama mulai hidup terpisah sejak usia muda. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, Koume meninggalkan pulau untuk membantu sang paman dan menikahi seseorang di luar pulai. Sedangkan Umeno menikah dengan seseorang yang tinggal di Pulau Shodo.
Hidup sejak tahun 1913, Umeno Sumiyama dan Koume Kodama mengalami dua perang dunia. Umeno bahkan harus mengosongkan rumahnya menjelang akhir Perang Dunia II karena tempat perlindungan serangan udara dibangun di gunung yang terletak di belakang kediamannya.
Baca Juga: Guci Berusia 4.000 Tahun Mengungkap Sejarah Wanita Hamil Anak Kembar
Karena keduanya tinggal terpisah lebih dari 300 kilometer, mereka tidak dapat bertemu secara rutin. Kerap kali mereka bisa bertatap muka di acara pernikahan ataupun pemakaman.
Namun, saat Umeno Sumiyama dan Koume Kodama berusia sekitar 70 tahun, mereka melakuan perjalanan bersama berupa ziarah Buddhis di beberapa kesempatan.
Seiring bertambah usia Umeno dan Koume, mereka kerap becanda tentang pencapaian usia yang sama dengan Kin Narita dan Gin Kanie. Diketahui, Kin Narita dan Gin Kanie adalah pemegang rekor sebelumnya untuk kembar identik tertua yang masih hidup. Nama Kin Narita dan Gin Kanie juga digunakan menjadi nama household di Negeri Sakura itu.
Baca Juga: Doppelgänger, Alasan di Balik Wajah Kembar Meski Bukan Saudara
Ketika merayakan ulang tahun ke-99, Umeno melihat foto Kin dan Gin kemudian berkata, “Saya pikir kami terlihat lebih muda,” katanya.
Kendati si kembar bercanda tentang menjadi pemegang rekor, pihak keluarga mengatakan mereka tidak menyangka bahwa Umeno dan Koume benar-benar bisa memecahkan rekor Kin dan Gin. Sebagai informasi, Kin dan Gin sendiri lahir pada 29 Juli 1892. Kin Narita telah meninggal dunia pada tahun 2000 dalam usia 107 tahun, sedangkan Gin Kanie wafat setahun kemudian.
Kini, Umeno Sumiyama dan Koume Kodama tinggal di dua panti jompo yang berbeda. Sayangnya, karena ingatan Koume sudah tidak seperti dahulu kala, beliau tidak dapat mengerti mengapa dirinya memecahkan rekor ini.
Meskipun begitu pihak keluarga senang pencapaian Koume mendapat pengakuan, karena beliau tadinya kerap membicarakan tentang Guinness World Records. Sedangkan Umeno menerima penghargaan ini dengan air mata bahagia.
Baca Juga: Sains Terbaru: Ternyata Anak Kembar Lebih Lambat dalam Berkomunikasi
Dilansir dari Smithsonian Magazine, selain dua pasang kembar yang disebutkan di atas, Umeno Sumiyama – Koume Kodama dan Kin Narita dan Gin Kanie, ada juga orang Jepang lainnya yang memecahkan rekor dunia terkait usia.
Ada Kane Tanaka yang merayakan ulang tahun ke 118 pada bulan Januari 2021, beliau merupakan orang tertua yang masih hidup. Ada juga Jiroemon Kimura, yang meninggal dunia pada tahun 2013 dalam usia 116 tahun, 54 hari, mendiang adalah pria tertua yang terverivikasi dalam sejarah.
Tingginya jumlah penduduk yang berusia di atas 110 tahun di Jepang sebagian besar dikarenakan tradisi dan kebiasaan makan makanan yang sehat.
Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia
Source | : | Guinness World Records,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR