Sperma berusia 17 juta tahun ditemukan dalam kondisi sangat baik di Australia, ungkap sejumlah ilmuwan.
Sperma yang berasal dari spesies udang purba itu ditemukan di situs fosil Riversleigh, sebuah kawasan sebelah utara Negara Bagian Queensland.
Di lokasi tersebut memang kerap ditemukan fosil-fosil hewan prasejarah, termasuk platypus raksasa dan kanguru pemakan daging.
Mike Archer, ilmuwan Fakultas Biologi dan Lingkungan Universitas New South Wales yang telah menggali di Riversleigh selama 35 tahun, mengatakan penemuan sperma berusia 17 juta tahun itu amat luar biasa.
"Sperma yang kini telah menjadi fosil itu termasuk yang tertua dalam catatan geologi," ujarnya.
Archer mengaku sangat takjub dengan penemuan itu. Sebab, sperma itu utuh berada di dalam organ seksual udang purba yang dikenal dengan sebutan ostracod.
"Temuan seperti ini sungguh tak terduga. Kini kami bertanya-tanya fosil macam apa lagi yang bisa ditemukan di dalam tanah di lokasi ini," kata Archer.
Para peneliti pimpinan Archer, yang memublikasikan temuan mereka dalam jurnal Proceedings of the Royal Society, memperkirakan fosil sperma itu berukuran 1,3 milimeter.
Faktor kelelawar
Berdasarkan kajian Archer dan timnya, lokasi tempat fosil sperma udang ditemukan 17 juta tahun lalu merupakan gua di tengah hutan tadah hujan yang kaya akan keanekaragaman hayati.
"Ostracod hidup nyaman di genangan air dalam gua yang diperkaya kotoran ribuan kelelawar," ujar Archer.
Kolega Archer dari Universitas New South Wales, Suzanne Hand, mengatakan kotoran kelelawar amat mungkin meningkatkan kadar fosfor dalam genangan air. Hal itu membantu proses mineralisasi organ-organ lunak pada fosil.
"Dengan demikian, kunci pengawetan organ-organ lunak boleh jadi ialah kandungan dalam kotoran kelelawar," pungkas Hand.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR