Sekawanan gajah liar kembali masuk ke wilayah pemukiman masyarakat di Kota Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Penampakan hewan bertubuh besar itu sudah nampak sekitar seminggu belakangan di beberapa lokasi di kota berjuluk Petropolis ini.
Tak hanya nampak melintas di sekitar kawasan masyarakat dan pemukiman saja. Kawanan gajah itu berhasil menjatuhkan mental warga sekitar daerah yang dilalui. Pasalnya, beberapa tanaman warga turut dirusak ketika gajah itu melintas.
Seperti terjadi di bilangan Jalan Siak dan Stadion, sejak beberapa hari belakangan warga diselimuti rasa takut pada malam hari. Pasalnya, beberapa lahan kebun milik warga diporak-porandakan oleh hewan tersebut karena hendak mencari makan.
"Kalau sudah malam, kami selalu takut, jika nanti ada gajah yang lewat dekat dengan rumah kami nanti," ujar Arip, warga sekitar, Minggu (25/5).
Ia menjelaskan, dirinya kerap berjaga di kebun sawit miliknya yang tengah dalam masa berbuah itu. Ia khawatir, jika nanti kawanan gajah muncul maka kebunnya akan bernasib sama dengan kebun lain yang telah dirusak sebelumnya.
"Hewan liar ini kan tak bisa bedakan mana pohon buah, mana pohon lain. Jangan nanti kebun kami pula jadi korban gara-gara gajah lapar," ujarnya. "Apalagi kebun sawit. Ini usianya masih baru mau berbuah, jangan pula kena rusak gajah liar, sayang," tambahnya.
Sama halnya dengan Arip, seorang warga lain bernama Deni juga mengungkapkan ketakutannya. Ia mengatakan, pernah berusaha mengusir kawanan gajah liar dengan cara membakar kembang api.
Ia pun mengajak beberapa rekannya sesama pemuda untuk melakukan patroli dekat kawasan yang kerap dilalui gajah liar. Deni berharap, pemerintah mau memperhatikan persoalan ini secara lebih baik, demi keberadaan kawanan hewan dilindungi ini di tengah masyarakat.
"Kami inginkan, agar pemerintah lebih perhatian pada hal ini. Sebab kami tahu, gajah adalah hewan dilindungi dan tak boleh sembarangan," jelasnya. "Namun, jika terus dibiarkan berbahaya juga bagi masyarakat sekitar permukiman yang dilewati kawanan gajah itu," tandasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR