"Kami tidak pernah memiliki alasan mengapa kami harus melakukan ini lima tahun lalu," kata Vaziri. "Padahal hal ini mungkin akan berhasil karena mikroskop dan teknologi laser sudah ada."
Melalui mikroskop manik-manik cahaya, para ilmuwan berharap dapat melacak interaksi antara daerah sensorik, motorik, dan visual otak—tidak hanya pada tikus tetapi juga pada hewan lain.
Menafsirkan dan memahami aktivitas saraf yang direkam akan membutuhkan langkah maju yang lebih kompleks, tetapi studi baru mendorong gagasan tentang apa yang mungkin dilakukan dengan analisis mikroskopis semacam ini.
Semakin baik kita dapat melihat ke dalam otak, semakin baik kita dapat mengetahui cara kerjanya—apakah itu interaksi antara sel-sel saraf individu atau mencari tahu bagian otak mana yang sesuai dengan perasaan dan emosi.
"Mikroskop manik-manik cahaya akan memungkinkan kita untuk menyelidiki pertanyaan biologis dengan cara yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya," kata Vaziri.
Baca Juga: Percayakah Anda Bahwa Manusia 'Memelihara' Tikus 15.000 Tahun Lalu?
Kobarkan Semangat Eksplorasi, National Geographic Apparel Stores Resmi Dibuka di Indonesia
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR