Katanya El Nino, tetapi mengapa langit masih saja mendung dan hujan?
Mungkin itulah pertanyaan yang tebersit. El Nino seharusnya mengurangi curah hujan dan menyebabkan kekeringan. Namun, yang dirasakan warga Jakarta beberapa hari terakhir berbeda, hujan justru turun.
Apa yang terjadi, apakah El Nino batal datang?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa potensi terjadinya El Nino tetap ada. Berdasarkan pengamatan, El Nino yang terjadi pada 2014 akan berintensitas lemah hingga moderat.
BMKG memperkirakan, El Nino akan datang pada Juli.
Selama periode Juli hingga Agustus, akan terjadi El Nino intensitas lemah. Kemudian, September hingga November, El Nino akan berintensitas moderat. Musim hujan tahun ini diprediksi mundur.
El Nino adalah fenomena global, sementara hujan di Jakarta beberapa hari ini adalah fenomena lokal. Jadi, bila hujan mengguyur Jakarta akhir-akhir ini, bukan berarti El Nino batal datang.
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Edvin Aldrian, mengungkapkan, hujan di Jakarta beberapa hari ini dipengaruhi oleh siklon tropis dan konvergensi angin.
"Ada siklon tropis yang baru saja mendarat di Vietnam," katanya. Siklon tropis tersebut memicu adanya daerah pembentukan awan sehingga menyebabkan hujan di beberapa wilayah, termasuk Jakarta.
Edvin juga mengatakan, adanya konvergensi angin di musim pancaroba seperti saat ini juga menyebabkan pembentukan awan di beberapa wilayah Indonesia lebih intensif.
Akibat pembentukan awan hujan, berdasarkan rilis BMKG pada hari ini, hujan ringan berpotensi mengguyur beberapa wilayah, seperti Jabodetabek, mulai hari ini hingga Selasa (17/6) besok.
Beberapa wilayah lain di Indonesia juga akan terdampak.
Hujan lebat berpotensi mengguyur Maluku bagian utara hari ini dan besok pada siang hingga malam hari. Sementara itu, hujan lebat juga bisa mengguyur wilayah Jawa Barat.
Gelombang laut setinggi 3-4 meter berpotensi terjadi di Sabang, Samudera Hindia barat Sumatera, Samudera Hindia selatan Jawa, NTT, perairan selatan Bali, Laut Sawu, Laut Timor, Laut Maluku, Laut Banda, dan perairan selatan Ambon.
Sementara itu, gelombang laut setinggi 4-5 meter berpeluang terjadi di Laut Arafuru dan Yos Sudarso.
Selama Juni 2014, wilayah Indonesia secara umum masih akan menerima hujan dengan intensitas rendah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR