Dalam sedikit variasi pada percobaan di mana tidak ada foto yang ditampilkan dan hanya sebuah cerita yang dibacakan dengan deskripsi subjek seperti "perempuan kulit putih dengan status sosial ekonomi rendah", 248 peserta menilai individu-individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah itu kurang sensitif terhadap rasa sakit dibandingkan mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi, bahkan ketika cedera yang mereka gambarkan persis sama.
Uji coba tindak lanjut juga dilakukan dengan melibatkan faktor-faktor seperti jenis kelamin dan ras untuk melihat bagaimana variabel-variabel ini dapat berinteraksi dengan hasilnya. Para peneliti kemudian menemukan bahwa status sosial sebenarnya telah menjadi salah satu penyebab bias di sini.
Untuk mengetahui mengapa status sosial ekonomi seseorang tampaknya memiliki dampak besar pada bagaimana rasa sakit mereka diperlakukan, peneliti melakukan percobaan keempat dengan 111 peserta.
Sekali lagi foto sejumlah subjek ditunjukkan kepada para peserta, tetapi kali ini para sukarelawan harus mengevaluasi sensitivitas nyeri para pasien itu serta pengalaman dan kesulitan hidup mereka. Untuk menentukan ini, para peserta ditanyai pertanyaan seperti, "Menurut Anda, seberapa sulit hidupnya?"
Baca Juga: Muntahan Paus Membuat Kelompok Nelayan Ini Terlepas dari Kemiskinan
Hasilnya menunjukkan orang-orang cenderung percaya bahwa kesulitan hidup "memperkuat" mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah, membuat mereka lebih kebal terhadap rasa sakit.
Tidak hanya kita tampaknya secara teratur mendiagnosis rasa sakit orang miskin, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kita secara teratur memperlakukan secara remeh kelompok ini juga.
Eksperimen lebih lanjut yang membandingkan orang-orang awam dan para profesional medis menemukan bahwa kedua kelompok akan meresepkan obat penghilang rasa sakit yang lebih sedikit kepada mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah.
"Sekali lagi, kami menemukan bahwa para pengamat percaya bahwa individu-individu dengan status sosial ekonomi rendah membutuhkan perawatan nyeri yang lebih sedikit daripada individu dengan sosial ekonomi tinggi, dan efek ini dimediasi oleh persepsi sensitivitas nyeri target," tulis para peneliti dalam laporan studi tersebut.
Laporan penelitian ini telah diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology. Dalam laporan studi ini, para peneliti menyatakan bahwa bias para dokter adalah bagian dari alasan mengapa orang-orang dengan latar belakang sosial ekonomi rendah secara konsisten menerima perawatan sakit di bawah standar.
Source | : | Science Alert,Psypost |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR