Pada hari keempat, tulisnya, perahu itu berhenti dengan tenang di sepanjang sungai dan melihat monyet yang mudah dikenali berlari di antara pepohonan.
Monyet saki Vanzolini tidak memiliki ekor yang dapat menggenggap yang memungkinkan mereka untuk dengan mudah berayun melalui pepohonan. Marsh menggambarkan saki itu lebih tampak seperti kucing, berjalan di keempat cabang tipis.
Tim peneliti menemukan bahwa saki Vanzolini hidup di sepanjang daerah aliran sungai tersebut. Marsh akan memberi keterangan kepada International Union for the Conservation of Nature (IUCN) tentang bagaimana mereka harus memberi label status terhadap populasi monyet tersebut.
Pada saat itu Marsh mengatakan dia kemungkinan akan merekomendasikan saki Vanzolini untuk diklasifikasikan sebagai hewan yang terancam punah. Namun status itu semua tergantung pada seberapa cepat perburuan berlanjut di wilayah hidup mereka.
Baca Juga: Setelah 3.000 Tahun, Tasmanian Devil Lahir Lagi di Daratan Australia
Catatan Marsh tentang wilayah ini sejalan dengan fakta yang tak terbantahkan bahwa proyek pembangunan di Amazon tumbuh dengan cepat. Proyek pembangunan dan upaya repopulasi untuk mengurangi tekanan pada kota telah menghasilkan pertumbuhan populasi manusia besar-besaran.
Data dari sensus terakhir Brasil pada tahun 2010 menemukan bahwa jumlah penduduk 10 kota Amazon telah berlipat ganda selama 10 tahun terakhir. Meskipun negara ini telah menerapkan langkah-langkah untuk mengekang penebangan hutan, penegakan hukum bisa menjadi tantangan.
Hutan hujan Amazon mengandung 10 persen keanekaragaman hayati yang dikenal di dunia. Fakta ini menjadikan wilayah hutan tersebut mendapat perhatian tertinggi oleh kalangan para konservasionis untuk memastikannya menjadi kawasan yang benar-benar dilindungi.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR