Nationalgeographic.co.id—Geger 1965 berimbas pada kehidupan sosial masyarakat kelas bawah. Para tertuduh PKI hingga anak-cucunya, dicap sebagai perampok dan pembunuh oleh masyarakat. Peri Sandi Huizche menggubah puisi yang menyayat hati berjudul Mata Luka Sengkon Karta, berkisah tentang rentetan peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia.
Aku seorang petani Bojongsari
Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri
Kesederhaan panutan hidup
dapat untung dilipat dan ditabung
Demikian salah satu bait dalam puisi Peri Sandi. Ia menuliskannya dalam buku kumpulan esai, berjudul Mata Luka Sengkon Karta, yang diterbitkan oleh PT. Jurnal Sajak Indonesia pada 2013.
Source | : | Jurnal Imajeri,Mata Luka Sengkon Karta |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR