Amerika Serikat siap menjadi mediator gencatan senjata antara Israel dan kelompok milisi Palestina di Gaza, kata Presiden AS Barack Obama. Pernyataan Obama disampaikan dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Saat kekerasan memburuk, Obama menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Obama mengatakan bahwa pemerintahnya bersedia untuk menengahi sebuah proses gencatan senjata. Obama pun mengatakan, ia khawatir pertempuran bisa meningkat. Gedung Putih menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan segala sesuatu yang mereka bisa demi melindungi kehidupan warga sipil.
Namun Israel tampaknya bertekad untuk melakukan pukulan yang fatal terhadap gerakan Islam Hamas yang menguasai Gaza. Bahkan, Netanyahu dilaporkan telah mengatakan bahwa pembicaraan gencatan senjata tidak ada dalam agenda.
Netanyahu sebelumnya mengatakan operasi militer Israel tetap berjalan maju sesuai rencana dan "tahapan-tahapan lebih lanjut akan dilaksanakan."
Pejabat Palestina mengatakan banyak warga sipil menjadi korban. Tercatat sudah 80 orang warga Gaza terbunuh semenjak Israel mulai melancarkan serangan pada Selasa (8/7), ungkap pejabat Palestina. Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban di Israel.
Israel mengatakan mereka telah menggempur lebih dari 100 target di Gaza pada Kamis (10/7). Pada periode yang sama, kelompok Hamas terus menembakkan roket ke Israel.
Baca: Gaza di Ujung Tanduk
Israel meluncurkan operasi bernama Protective Edge setelah terjadi lonjakan serangan roket yang dipicu oleh penangkapan terhadap para anggota Hamas di Tepi Barat bulan lalu. Penangkapan itu sendiri dilakukan Israel di tengah upaya mencari para pelaku penculikan serta pembunuhan tiga orang remaja Israel, yang telah mengakibatkan ketegangan meningkat.
Baca: Israel-Palestina Kembali Memanas
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR