Stanley A. Temple tidak bisa mempercayai keberuntungannya.
Kilas balik ke periode 1980-an, ketika banjir peringatan tentang bahaya memberi makan burung di musim dingin. Beberapa takut bahwa praktek ini bisa mengubah burung liar mandiri menjadi miskin, pengemis yang tergantung pemberian, tak mau mencari makan sendiri, dan mungkin mati kelaparan atau menjadi rentan terhadap penyakit.
Banyak orang telah bertanya pada Temple yang merupakan ahli ekologi burung, apakah itu benar. Tapi tidak ada penelitian yang telah dilakukan. Ketika ia dan seorang rekan di University of Wisconsin memutuskan menguji tesis, muncul komentar menyangsikan, kata Temple yang sekarang profesor emeritus satwa liar di almamater itu.
Dan jawabannya? Tidak. Tidak benar.
Pada musim dingin 1984-1985, Temple dan rekannya Margaret C. Brittingham memindahkan seekor burung pengumpan dari taman alam di Devil's Lake State Park yang telah ditebar setiap musim dingin selama 25 tahun sebelumnya. Mereka mengumpulkan 49 black-capped chickadees (Parus atricapillus) pengumpan dan kemudian, di daerah terpencil, daerah yang memiliki sedikit burung pengumpan, mengumpulkan lebih dari 35 ekor.
Hasilnya, Temple menulis, "tidak memberikan bukti efek berbahaya yang memaksa burung pengumpan di Devil’s Lake menjadi burung yang ketergantungan." Tingkat kelangsungan hidup pada dasarnya sama.
Temple dan Brittingham juga menemukan, bahwa rata-rata burung ini mendapatkan hanya 20 sampai 25 persen kalori yang mereka butuhkan dari pengumpan. Ketika salah satu pasokan makanan habis di musim dingin, entah serangga yang tersisa dari musim panas sebelumnya atau biji bunga musim panas yang memudar, burung pun beralih ke sumber makanan lain.
Anda dulu jarang mendengar keprihatinan akan kesejahteraan burung macam ini. Banyak pencinta burung liar di pekarangan sekarang dengan senang hati memberi makan burung-burung di musim dingin dan panas.
Pada saat yang sama, semakin banyak "ilmuwan awam" dalam proyek-proyek yang membantu melacak burung.
Mereka berfokus pada burung-burung di habitat perkotaan dan pinggiran kota, yang dengan cepat menggantikan daerah liar yang pernah menjadi habitat burung.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR