Tim peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengembangkan melon unggul bermedia abu vulkanik. Tacapa—melon ini—ditanam menggunakan media tanam campuran abu vulkanik sisa erupsi Gunung Kelud.
"Abu vulkanik memiliki potensi dapat digunakan untuk campuran media tanam pengganti pupuk komersial," kata koordinator tim peneliti Budi Setiadi Daryono di Yogyakarta, Sabtu (26/7).
Menurut Budi, melon yang ditanam pada media tanam campuran abu vulkanik memiliki karakteristik tidak jauh berbeda, baik segi ukuran, rasa, bentuk, maupun berat buah.
Ia berharap pemanfaatan abu vulkanik sebagai media tanam dapat membuka wawasan masyarakat bahwa bencana alam dapat memberikan hikmah dan manfaat bagi kehidupan. "Sudah saatnya berkawan dengan bencana," katanya.
Budi mengatakan, melon ini ditanam dengan perbandingan tiga perlakuan, antara lain ditanam hanya menggunakan campuran tanah dengan abu vulkanik, campuran tanah dengan abu vulkanik yang diberi pupuk kocor sintetik secara berkala serta dibandingkan dengan lahan kontrol campuran tanah dengan pupuk sintetik.
Anggota tim peneliti, Purnomo, mengatakan, capaian yang telah diperoleh dalam pengembangan melon unggul kultivar Tacapa antara lain tahan terhadap jamur tepung dan dapat dibudidayakan menggunakan media tanam abu vulkanik. Selain itu potensial, melon tersebut dapat dikembangkan di lahan kritis karst dan berfungsi untuk konservasi lahan.
Menurut Purnomo, capaian selanjutnya yang diharapkan antara lain benih-benih melon yang mempunyai karakter morfologis dan agronomis yang unggul, seragam, dan stabil itu dapat disertifikasi dan diproduksi sebagai benih melon komersial unggulan nasional.
"Kami berharap ke depan dapat dikembangkan lebih bagus lagi, khususnya di lahan karst sebagai upaya konservasi lahan," katanya.
Selain Budi dan Purnomo, Ganies Riza Aristya juga menjadi peneliti dalam pengembangan melon unggul tersebut. Penelitian mereka telah menghasilkan panen raya melon kultivar Tacapa yang dibudidayakan di lahan Jamusan, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR