Seorang pemimpin kelompok Hamas mengatakan tidak ada perpanjangan gencatan senjata 72 jam di Gaza yang akan berakhir Jumat (8/8) kecuali Israel memenuhi sejumlah tuntutan Palestina.
"Gencatan senjata tak akan diperpanjang tanpa adanya kesepakatan. Saat kita berbicara ini, tak ada respon terkait tuntutan Hamas, artinya tak ada terobosan apapun untuk masalah ini," kata Ismael Radwan kepada stasiun televisi Al Jazeera, Kamis (7/8).
Gencatan senjata 72 jam yang disponsori Mesir efektif berlaku mulai Selasa memberikan kelegaan kepada penduduk Jalur Gaza setelah empat pekan hidup di bawah ancaman pertempuran dan serangan bom.
Sejumlah media Israel mengabarkan pemerintah negeri itu menawarkan perpanjangan gencatan senjata tanpa syarat juga selama 72 jam. Sementara itu, Al Jazeera melaporkan, sejumlah media di Mesir juga mengabarkan gencatan senjata bisa diperpanjang namun sejauh ini belum diperoleh rincian lebih lanjut.
Gencatan senjata permanen nampaknya sulit dicapai karena kedua belah pihak sama-sama mengajukan syarat. Israel menyerukan demiliterisasi Jalur Gaza sementara Hamas meminta agar blokade yang dilakukan terhadap Jalur Gaza dicabut dan membebaskan seluruh tahanan Palestina.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mempertahankan kebijakan pemerintahannya menggelar operasi militer di Jalur Gaza yang berlangsung selama empat pekan.
"Israel sangat menyesal dengan jatuhnya korban jiwa di antara warga sipil. Rakyat Gaza bukan musuh kami. Musuh kami adalah Hamas," kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers di Jerusalem.
"Setiap warga sipil yang menjadi korban adalah sebuah tragedi, tragedi yang diciptakan Hamas," lanjut Netanyahu.
Netanyahu melanjutkan setiap serangan bom ke Jalur Gaza merupakan sebuah serangan yang diperlukan sebagai respon atas serangan Hamas ke wilayah Israel. Sedikitnya 1.875 orang warga Palestina, sebagian besar adalah warga sipil, tewas dalam konflik selama satu bulan ini. Sedangkan di pihak Israel 64 orang prajurit dan tiga warga sipil tewas.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR