Populasi harimau sumatera di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) hingga saat ini tersisa 50 ekor.
"Berdasarkan data yang ada di TNKS, jumlah populasi harimau sumatera ini sampai dengan awal 2014 lalu tersisa 50 ekor. Jumlah harimau sumatera yang masih tersisa ini di TNKS tersebar dalam empat provinsi—meliputi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat," kata Kepala Bagian Data TNKS wilayah III Kabupaten Rejanglebong, Zulfadli di Rejanglebong, Selasa (12/8).
Jumlah populasi harimau sumatera di kawasan TNKS tersebut setiap tahun terus menyusut akibat maraknya perburuan satwa liar, serta aksi perambahan hutan untuk pembukaan lahan pertanian, pembalakan hutan, ataupun usaha tambang.
Ancaman terhadap kelestarian satwa di TNKS belakangan ini bukan saja mengancam satwa khas Sumatera tersebut, tapi juga terjadi pada jenis hewan lainnya yakni gajah dan badak sumatera.
Selain itu, di lokasi TNKS juga mulai terjadi kerusakan yang tergolong parah. Untuk wilayah Provinsi Bengkulu yang meliputi Kabupaten Mukomuko, Lebong, Rejanglebong, dan Bengkulu Utara dengan luas mencapai 340 ribu hektare, berdasarkan foto udara Citra Satelit, 20.000 hektare sedangkan mengalami kerusakan.
Sementara, berdasarkan pantauan langsung petugas Polhut TNKS jumlah kerusakan terdata seluas 5.000 - 6.000 hektare.
Zulfadli mengaku saat ini tengah mengintensifkan patroli pengamanan hutan di kawasan TNKS yang ada di Kabupaten Rejanglebong yang luasnya mencapai 26.000 hektare. Selain untuk mencegah terjadinya kasus pembalakan liar maupun perambahan, juga untuk mencegah terjadinya perburuan satwa liar TNKS oleh masyarakat maupun kelompok pemburu satwa liar.
"Saat ini upaya pengamanan kawasan TNKS dilakukan dengan mengintensifkan patroli oleh Polhut TNKS dan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan untuk menjaga kelestarian hutan serta ekosistem yang ada di TNKS," ujar Zulfadli.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR