Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), Sarwo Budi Wiryanti Sukamdani mengatakan bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif belum dijadikan skala prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut sangat disayangkan karena selama ini pariwisata menyumbang pendapatan untuk devisa negara nomor empat.
"Sudah seharusnya pariwisata dan ekonomi kreatif dijadikan prioritas," tegas Yanti saat konferensi pers, Rabu (13/8).
Untuk itulah, ia menggagas sebuah program pendukung agar sampai 2019, Indonesia dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 sampai 25 juta jiwa. "Saya namakan terobosan ini, quantum leap: sebuah lompatan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mencapai skala prioritas," tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa ada dua hal yang perlu dilakukan. Hal pertama, pada bidang pariwisata ialah dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur daerah. "Diharapkan dengan pengembangan ini wisatawan memiliki kenyamanan dan kemudahan untuk berwisata ke daerah-daerah di Indonesia," ungkapnya.
Kedua, untuk bidang ekonomi kreatif yaitu dengan memperbanyak event dan great sales dalam rangka promosi bagi kunjungan wisatawan sebagai daya tarik pariwisata.
Harapannya, dengan dua langkah tadi dapat membantu untuk mencapai target kunjungan wisatawan di Indonesia. Bukan hanya mencapai target kunjungan wisatawan tapi hal tersebut dapat mendatangkan devisa negara sehingga taraf hidup ekonomi Indonesia meningkat.
"Bidang pariwisata pernah menjadi sumber devisa ketiga, kenapa sekarang malah menjadi yang keempat. Kalau dahulu bisa, sekarang juga pasti bisa," ungkapnya optimis.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR