Beragam cara dilakukan untuk menyambut dan melakoni datangnya musim panas--salah satu musim yang paling dinanti warga Britania Raya. Di antara gelaran unik sekaligus meriah adalah Festival of Love, digelar di Southbank Center, London.
Lokasi strategis membuat para pengunjung [masyarakat setempat, wisatawan dari tetangga England seperti Wales dan Skotlandia sampai turis mancanegara] mudah mencapai tempat acara. Cukup menyusur bantaran Sungai Thames dan berpatokan pada beberapa tengara atau landmark terkenal, seperti The London Eye dan National Theatre, maka Anda pun tiba di sini.
Buat anak-anak, tersedia tempat bermain luar ruang yang diisi pasir putih. Ini menimbulkan kesan kita tengah pelesir di tepi pantai. Lalu remaja dan dewasa penyuka skateboard, bisa menjajal keandalan mereka bermain di lahan seberangnya. Khusus lokasi bermain skateboard, sebenarnya tidak termasuk dalam Festival of Love. Tetapi, animo peminat serta penonton turut naik seiring gelaran itu.
Lantas sampailah kita di ruang-ruang pamer seni instalasi dari Festival of Love di Southbank Center. Dimulai dari semacam lorong berisikan potret-potret selebritas Britania Raya, termasuk band era 90-an ditempeli stiker jantung hati bertebaran di mana-mana. Namanya Tunnel of Love.
Berikutnya terpajang dua telefon engkol warna merah hati yang dipisahkan oleh sebuah sofa berbentuk bibir merekah. Ada pula tank raksasa dari karet, berwarna pink dengan pelontar mesiu diubah menjadi sekuntum bunga warna ungu. Diberi judul Siege Weapons of Love.
Di gedung lainnya, tampak setting hotel bergaya 1960-an yang dinamai The Heartbreak Hotel. Judul ini dipetik dari lagu penyanyi kenamaan Elvis Presley. Di dalamnya, Anda bisa bergaya mengenakan wig dan busana ala selebritas ternama yang tersedia lalu silakan melakukan selfie.
Di sebelahnya, ada--lagi-lagi diberi judul berbau cinta--Museum of Broken Relationship. Digawangi oleh dua orang seniman yang dahulu adalah sepasang kekasih, dipajang bukti-bukti fisik cinta yang membuat pemiliknya merana, putus asa, bahagia sekaligus menaruh harapan serta ingin menyampaikan pesan.
Contohnya kamera saku digital milik seseorang dari Singapura, yang diberikan oleh kekasihnya dan digunakan membuat potret keseharian. Setelah putus, ia berniat mengembalikannya lagi meski sudah berselang belasan tahun. Ada pula surat cinta enam lembar bolak-balik yang ditulis pria Filipina dan membuatnya serta perempuan tambatan hatinya memulai hidup baru dengan pindah ke Britania Raya, sayangnya hubungan mereka kandas setibanya di London.
Bila merasa lelah atau mendadak dilingkupi rasa sentimental karena barang-barang yang ditampilkan Museum of Broken Relationship, Anda bisa singgah di kedai minum The Heartbreak Hotel. Minuman yang ada di sini, disajikan oleh Department of Good Cheer (DOGC).
DOGC sendiri, didirikan oleh empat orang seniman. Dari sekadar berbincang, mereka punya minat sama dalam hal mencampur minuman sehingga tahun lalu mendirikan DOGC. Di festival ini mereka menyajikan berbagai pilihan, seperti cocktail atau minuman campuran beralkohol, non-alkohol, teh sampai herbal.
Tidak kalah menarik adalah mengamati tata ruang tempat kami menyesap teh beraroma bunga. Desain kedai The Heartbreak Hotel mengambil tema gaya industri. Instalasi di langit-langit dibiarkan terbuka tanpa penutup, sementara kap lampu memanfaatkan barang-barang daur ulang.
Untuk menikmati restoran dengan tata ruang bergaya industri seperti itu, Anda juga dapat mengikuti versi cetak media kami, National Geographic Traveler edisi September 2014. Di rubrik Sentra Kuliner kami mengupasnya, antara lain restoran Never Been Better.
Berlokasi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Never Been Better dikomandoi oleh tiga pengusaha muda. Bersama seorang desainer ruangan, mereka menggubah barang-barang daur ulang menjadi cantik dan menyatu dengan atmosfer restoran mungil ini.
Pesan yang ingin disampaikan, adalah, "Barang bekas berkualitas harganya tidak mahal, dan memiliki pesona tersendiri." Selain itu, pemakaian benda-benda daur ulang juga merupakan bagian dari langkah peduli lingkungan kita.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR