Meskipun akhirnya ditinggalkan untuk penggunaan ini. Di antara dua uji klinis yang dilaporkan, lebih dari 100 subjek menerima obat ini, dan ternyata dapat ditoleransi dengan baik tanpa efek samping serius yang merugikan. Inhibitor PDE9 yang berbeda sekarang sedang diuji untuk gagal jantung pada manusia.
Untuk menguji efek dari inhibitor PDE9 pada obesitas dan sindrom kardiometabolik, para peneliti menempatkan tikus pada diet tinggi lemak yang menyebabkan berat badannya naik dua kali lipat, lipid darah meningkat dan diabetes setelah empat bulan. Sekelompok tikus betina menjalani operasi pengangkatan indung telur, dan sebagian besar tikus juga memiliki tekanan darah tinggi untuk meniru sindrom kardiometabolik. Tikus kemudian ditugaskan untuk menerima inhibitor PDE9 atau plasebo melalui mulut selama enam hingga delapan minggu ke depan.
Pada tikus betina tanpa indung telur (model pascamenopause), perbedaan persentase perubahan berat badan rata-rata antara kelompok obat dan plasebo adalah -27,5 persen, dan pada jantan adalah -19,5 persen. Massa tubuh tanpa lemak tidak berubah pada kedua kelompok, demikian juga konsumsi makanan sehari-hari atau aktivitas fisik.
Baca Juga: Cara Sains Terbaru Melindungi Kesuburan Anak Lelaki Obesitas
Inhibitor PDE9 mampu menurunkan kolesterol darah dan trigliserida, dan mengurangi lemak di hati ke tingkat yang ditemukan pada tikus yang diberi diet normal. Jantung juga membaik dengan penghambatan PDE9, dengan fraksi ejeksi, yang mengukur persentase darah yang meninggalkan jantung setiap kali jantung berkontraksi, relatif lebih tinggi sebesar 7 hingga 15 persen.
Kemudian, massa jantung (hipertrofi) meningkat 70 persen lebih sedikit dibandingkan dengan plasebo. Peningkatan massa jantung adalah bukti stres jantung abnormal. Namun, setelah ini diturunkan oleh inhibitor menunjukkan stres pada jantung berkurang.
Untuk diketahui, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, lebih dari 40 persen orang yang tinggal di Amerika mengalami obesitas dan 43 persen wanita Amerika di atas usia 60, menopause yang lama, dianggap obesitas. Kass mencatat bahwa jika temuan labnya pada tikus berlaku untuk orang, seseorang dengan berat 250 pon bisa kehilangan sekitar 50 pon dengan inhibitor PDE9 oral tanpa mengubah kebiasaan makan atau olahraga.
"Saya tidak menyarankan untuk menjadi pemalas dan minum pil, tapi saya menduga bahwa dikombinasikan dengan diet dan olahraga, efek dari penghambatan PDE9 mungkin lebih besar," kata Kass.
Selanjutnya, kata Kass, adalah pengujian pada manusia untuk melihat apakah inhibitor PDE9 menghasilkan efek yang sama pada pria dan wanita pascamenopause. "Inhibitor PDE9 sudah dipelajari pada manusia, jadi studi obesitas klinis seharusnya tidak terlalu jauh," kata Kass.
Baca Juga: Makan Berlebihan Bukanlah Penyebab Utama Obesitas, Kata Studi Terbaru
Source | : | Johns Hopkins Medicine,Journal of Clinical Investigation |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR