Sebuah penelitian menyebutkan, dari 13 persen populasi orang kidal berumur 20 tahun, hanya 5 persen dari mereka yang mencapai usia 50 tahun. Bahkan, dari jumlah tersebut, hampir tidak ada dari mereka yang sampai berumur 80 tahun ke atas. Namun, benarkah orang kidal berusia lebih pendek?
Penelitian menyebutkan, kecilnya harapan hidup bagi orang bertangan kidal ini mencerminkan risiko lingkungan dan biologis mereka. D. F. Halpern dan S. Coren, tim psikolog yang berasal dari Amerika ini lantas merujuk catatan yang tertera pada ensiklopedia pemain Bisbol. Di dalamnya, termuat data yang menerangkan hubungan pemain kidal dengan masa hidup mereka. Disebutkan, pemain yang memakai tangan kanan punya harapan hidup 2 persen lebih besar dari pemain bertangan kidal.
Melalui artikel yang dipublikasikan di jurnal Nature pada tahun 1988, D. F. Halpern dan S Coren mengidentifikasi penyebabnya ke dalam tiga bagian, yakni kemungkinan tekanan mental saat melahirkan lebih besar bagi wanita yang bertangan kidal. Selain itu, orang kidal cenderung memiliki kekebalan lebih rendah terhadap penyakit, serta tingkat kecelakaan yang lebih tinggi.
Penjelasan lain didapat pada sebuah artikel di tahun 1993 yang menyatakan, orang kidal memiliki frekuensi lebih tinggi untuk depresi, penyalahgunaan obat, bunuh diri dan percobaan bunuh diri, massa tubuh yang rendah saat lahir, gangguan tidur, serta penyakit autoimun.
Sementara sebuah survei yang diambil dari seribu partisipan yang baru saja meninggal menyebutkan, orang bertangan kidal cenderung meninggal sembilan tahun lebih cepat. Artinya, rata-rata usia kematian bagi orang yang menggunakan tangan kanan adalah 75 tahun, sementara usia rata-rata kematian bagi orang kidal adalah 66 tahun.
Semua makhluk itu kidal Berjumlah sekitar 10 persen dari total populasi dunia, keberadaan orang kidal tak diingkari seringkali dianggap sebagai fenomena yang aneh. Namun, hasil penelitian dari universitas di Amerika menemukan fakta lain yang menyebutkan, pada hakikatnya semua makhluk hidup itu kidal.
Faktor penyebabnya bisa dilihat dalam skala molekul, yakni keberadaan 20 asam amino yang menjadi substansi dasar dari kehidupan ternyata memiliki "orientasi ke kiri". Dengan kata lain, semua makhluk hidup di planet ini seharusnya kidal, karena bergantung pada asam amino esensial yang berorientasi kidal. Namun, karena faktor evolusi dan genetika, pada akhirnya jumlah makhluk hidup khususnya manusia yang kidal terus berkurang.
The Left Handers Club, sebuah organisasi orang-orang kidal sendiri mengungkap, kidal adalah sebuah keunikan. Adapun banyak kelebihan yang dimiliki oleh orang kidal, di antaranya punya otak yang lebih terstruktur sehingga kemampuannya di atas rata-rata, bukan hanya dalam intelektual, melainkan juga kemampuan estetika (seni), linguistik (sastra), kinestetik (olahraga), dan lain sebagainya.
Meski ada anggapan orang kidal berusia lebih pendek, orang kidal memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi jenius. Beberapa temuan setidaknya menyebutkan fakta-fakta tersebut.
MENSA misalnya, sebuah organisasi internasional untuk orang-orang dengan IQ tertinggi di dunia tersebut melaporkan sekitar 20 persen dari anggotanya adalah orang kidal. Belum lagi, ada fakta ilmiah yang menyiratkan, mereka yang kidal jauh lebih kreatif daripada mereka yang menggunakan tangan kanan, serta kemampuan orang kidal dalam merespon rangsangan dengan lebih baik.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR