Malaysia Airlines menyatakan, hampir 200 orang kru kabin telah mengundurkan diri pasca dua tragedi maut menimpa maskapai tersebut tahun ini. Beberapa karyawan lainnya dilaporkan juga mengungkapkan kecemasan akan keselamatan karir mereka.
Maskapai penerbangan nasional Malaysia ini dinyatakan memiliki rekam jejak keselamatan yang baik. Akan tetapi, tahun ini merupakan tahun kelabu bagi Malaysia Airlines lantaran MH370 hilang dan MH17 jatuh ditembak pemberontak di Ukraina Timur.
Mengutip Channel News Asia, Rabu (27/8), Malaysia Airlines melaporkan sebanyak 186 orang kru telah mengundurkan diri pada 7 bulan pertama tahun 2014. Pengunduran diri tersebut seiring dengan banyaknya tekanan dari pihak keluarga mereka akibat tragedi-tragedi maut itu.
"Sebagai dampak insiden MH17, terdapat gelombang pengunduran diri kru. Akan tetapi, jumlahnya (kru yang mengundurkan diri) sekarang telah menurun menuju level yang dapat diterima dan diharapkan. Banyak yang menyatakan tekanan dari pihak keluarga merupakan alasan pengunduran diri mereka karena tragedi MH370 dan MH17," kata Malaysia Airlines dalam sebuah pernyataan.
Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Malaysia Airlines Abdul Malek Ariff menyatakan, beberapa karyawan sekarang takut untuk terbang. Ia juga menyatakan berkurangnya jumlah karyawan memaksa staf harus bekerja hingga 12 jam per hari.
Serikat pekerja mewakili 8.000 dari total 19.500 karyawan Malaysia Airlines. Malaysia Airlines tengah dalam proses privatisasi oleh badan penanaman modal Khazanah Nasional sebagai bagian dari perombakan besar maskapai tersebut.
Dalam minggu ini Khazanah dikabarkan akan mengumumkan rangkaian penghitungan restrukturisasi, termasuk pemangkasan karyawan dan penutupan rute-rute yang kurang menguntungkan.
Maskapai tersebut tengah bertahan dalam persaingan yang ketat dan rugi 1,3 miliar dollar AS dalam 3 tahun terakhir. Pada kuartal I tahun ini Malaysia Airlies melaporkan kerugian 137 juta dollar AS.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR