Pada Rabu (27/8) ini, WWF merilis buku panduan praktis berjudul Environmental, Social and Governance (ESG) Integration for Banks: A Guide to Starting Implementation, yang diperuntukkan bagi bank selaku pemberi pinjaman, penasehat keuangan, dan pemberi modal – agar dapat mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola ke dalam bisnis utamanya.
Jadi bank tidak hanya bertindak sebatas mengelola reputasi dan risiko, tetapi juga berupaya mendorong transformasi bisnis yang berkelanjutan.
Panduan ini berupaya untuk membantu bank agar dapat menghitung risiko kredit dari berbagai kegiatan bisnis yang berpotensi memiliki dampak pada degradasi lingkungan.
Sosialisasi panduan ini akan diselenggarakan di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, hingga akhir tahun 2014.
CEO WWF-Indonesia Efransjah menjelaskan, "WWF berusaha memberikan panduan operasional bagi bank yang kerap bersinggungan dengan sektor bisnis yang belum menerapkan prinsip berkelanjutan—bahkan dapat menjadi fondasi transformasi jasa keuangan di Indonesia. Panduan ini sesuai digunakan oleh bank di Indonesia yang akan memulai proses integrasi aspek lingkungan, sosial dan tata kelola."
Deputi Direktur Otoritas Jasa Keuangan, Edi Setijawan, mengatakan, "Diluncurkannya ESG Guide ini sejalan dengan Kesepakatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Peningkatan Peran Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui Pengembangan Jasa Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance)."
Sustainable finance juga diharapkan akan mendorong LJK untuk semakin memperhatikan keseimbangan 3P (people, profit, planet), perlindungan dan pengelolaan kekayaan alam, serta partisipasi semua pihak dalam menjalankan bisnisnya. ESG Guide ini pun menarik karena menggabungkan serta menunjukkan keterkaitan dua isu besar yaitu tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko, khususnya risiko lingkungan dan sosial.
Permasalahan nasional dan global
Kesepakatan ini mendorong peningkatan peran LJK sebagai jawaban atas permasalahan nasional – khususnya dalam penyediaan pendanaan sektor ekonomi prioritas yang ramah lingkungan seperti energi, pertanian, industri, infrastruktur dan UMKM. Serta sebagai jawaban atas permasalahan global berupa dampak perubahan iklim bagi perekonomian.
"Buku ini merupakan panduan pertama yang memetakan langkah praktis bagi lembaga jasa keuangan yang sedang merintis adopsi ESG dalam kebijakan mereka. Panduan ini memberikan rujukan mengenai pengelolaan risiko paparan terhadap entitas bisnis yang belum berkelanjutan," papar Spesialis Program Keuangan dan Komoditas WWF Regional Asia Jeanne Stampe, yang menjadi pemimpin proyek sekaligus penyunting buku.
WWF berharap panduan ini dapat menjadi referensi awal dan memberikan kontribusi untuk memantapkan praktik perbankan di Indonesia dalam rangka pengembangan jasa keuangan berkelanjutan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR