Para periset di Universitas Negeri Michigan, Amerika melihat perubahan sekejap dalam otak para peserta dalam sebuah studi yang diberitahu bahwa kerja keras lebih penting daripada unsur keturunan.
Terlepas dari akurasi pernyataan itu, ketua tim periset Hans Schroder mengatakan, “Memberi pesan-pesan yang mendorong pembelajaran dan motivasi mungkin merangsang kinerja yang lebih efisien.”
Dalam studi itu, dua kelompok orang membaca dua artikel berbeda tentang kecerdasan. Satu tulisan mengatakan bahwa kecerdasan pada dasarnya bersifat keturunan, sedangkan lainnya mengungkap peran lingkungan yang mungkin membuat Leonardo da Vinci dan Albert Einstein berotak cemerlang.
Kemudian, para periset menganalisa aktivitas otak para peserta itu selagi mereka menjawab sejumlah pertanyaan tentang inti-inti utama artikel yang mereka baca.
Dalam laporan yang diterbitkan di Biological Psychology, tim ilmuwan itu menyimpulkan bahwa pesan-pesan tersamar tentang kemampuan seseorang dapat berdampak besar terhadap perilaku mereka mengenai apa yang bisa mereka capai.
Orang-orang dalam kelompok yang membaca artikel bahwa kecerdasan bersifat genetika memusatkan jawaban-jawaban mereka seakan-akan ingin berhasil dalam tes tersebut, tetapi hal itu tidak menghasilkan peningkatan kinerja dalam tes-tes berikutnya.
Peserta dalam kelompok lainnya menampilkan respons otak yang lebih efisien jika mereka melakukan kesalahan dan mengindikasikan mereka mampu berbuat lebih baik dalam tes berikutnya. Semakin besar perhatian mereka pada kesalahan yang dibuat, semakin cepat mereka merespons dalam tes-tes berikutnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR