Asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan terus menyelimuti sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan. Dampaknya amat luas, antara lain menggangu aktivitas warga serta menggangu jadwal penerbangan dan pelayaran.
Dilansir Kompas, pada Kamis (18/9) pagi, sejumlah penerbangan tertunda. Chandra Dista Wiradi, General Manager Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak mengatakan, ada delapan penerbangan pada pukul 06.00 terlambat.
Gangguan kabut asap serupa juga mengakibatkan penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Palangkaraya, dialihkan ke Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan, dan menunggu hingga jarak pandang aman. "Pesawat itu baru mendarat di Palangkaraya pukul 11.30," kata General Manager Garuda Palangkaraya, Muhammad Yunus Siregar.
Di Kota Bengkulu selama sepekan terakhir, kabut asap ganggu jalur penerbangan, khususnya penerbangan dengan jadwal pagi hari. Mengutip dari Liputan6.com, Kepala Seksi Lalu Lintas Penerbangan Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Febi Subianta, menyatakan, jarak pandang akibat kabut asap mulai terlihat ekstrem pada pagi ini hingga pukul 8.00, jarak pandang maksimal di udara hanya 2 kilometer.
Sementara, MetroTV News mewartakan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru kacau imbas kabut asap. Pada Kamis ini sejak pukul 06.00 hingga pukul 08.50, terpantau jarak pandang di lokasi bandara bahkan hanya 300 - 800 meter. Akibatnya, sejumlah maskapai tidak bisa mendarat maupun terbang. Ibnu Hasan, Airport Duty Manager SSK II Pekanbaru, menjelaskan, setidaknya ada tiga maskapai yang dialihkan pendaratannya ke Bandara Hang Nadim Batam sementara menunggu jarak pandang normal.
Dari Palembang dilaporkan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II telah menerbitkan surat peringatan untuk waspada kabut asap sejak gangguan asap itu meningkat beberapa hari terakhir. "Sejauh ini kabut asap belum sampai menghentikan pelayaran, namun kami minta semua pengguna jasa pelabuhan untuk lebih berhati-hati dan terus memantau radio supaya jangan sampai terjadi kecelakaan karena kabut asap," ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Palembang Henry Tondang.
Negara tetangga Singapura, turut mendesak Indonesia masalah asap ini. Polusi udara di Singapura mencapai titik membahayakan kesehatan, Senin. Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura mengatakan, indeks standar polutan (PSI) mencapai angka 111 pada pukul 07.00 sebelum turun ke angka 80 beberapa jam kemudian. Skala PSI 101-200 termasuk "berbahaya bagi kesehatan". Penderita penyakit jantung dan pernapasan pun disarankan mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR