Mungkin Anda sedikit merasa asing dengan istilah Museum Bawah Air, namun sungguh itu sedang dirintis keberadaannya. Lalu, apa yang bisa dipamerkan di Museum Bawah Air? Tentu banyak, sebut saja cagar budaya bawah air. Warisan budaya bawah air Indonesia sungguh kaya, mengingat Nusantara adalah negeri Maritim.
Cagar budaya bawah air merupakan warisan budaya yang bersifat kebendaan, seperti bangunan, struktur, situs, serta benda-benda bersejarah lainnya. Dahulu Nusantara begitu mahsyur dengan perdagangan yang melintasi perairannya. Jalur dari Australia menuju Asia melalui perairan Indonesia, sungguh tak mengherankan laut Indonesia menyimpan harta karun.
Tak hanya bernilai ekonomi tinggi, harta karun bawah air Indonesia menyimpan nilai tak terhingga lainnya. Bersejarah, sarat ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan tentunya menyimpan nilai kebudayaan tinggi.
Melihat tak terhingganya nilai warisan budaya bawah air inilah yang memprakarsai digelarnya International Capacity Building on Safeguarding the Underwater Cultural Heritage digelar pada 22 September hingga 5 Oktober 2014 bertempat di Makasar dan Selayar.
Kegiatan ini sebagai upaya konservasi warisan budaya bawah air merupakan hasil kerja beberapa pihak. Yakni Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kegiatan ini sebagai upaya konservasi warisan budaya bawah air merupakan hasil kerja beberapa pihak.
“Kegiatan ini berupa latihan yang tidak hanya teori tapi juga praktik menyelam,” papar Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan, saat ditemui Press Conference International Capacity Building on Safeguarding the Underwater Cultural Heritage, Rabu (19/9).
Lebih jelasnya lagi, Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman menerangkan bahwa tujuan kegiatan ini ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berhadapan langsung dengan cagar budaya bawah air. Tak hanya arkeolog dalam negeri berpartisipasi dalam acara ini, para arkeolog luar negeri pun akan ikut bergabung. Arkeolog luar negeri ini akan berperan sebagai instruktur yang mengajari arkeolog muda Indonesia.
Kegiatan International Capacity Building on Safeguarding the Underwater Cultural Heritage akan dibagi menjadi dua bagian yakni teori dan praktik. Di mana pelatihan praktik akan lebih ditekankan dan dilaksanakan di Selayar.
Mengapa Makasar dan Selayar yang dipilh? Menurut Kacung Marijan, Makasar memiliki daerah dengan titik yang dikategorikan warisan budaya bawah air.
Nampaknya upaya Pemerintah untuk mengembangkan Museum Bawah Air sungguh serius. Tak hanya acara nternational Capacity Building on Safeguarding the Underwater Cultural Heritage yang digelar. Kedepannya akan diadakan pelatihan serupa untuk peningkatan sumber daya manusia.
“Dibutuhkan tenaga besar,” tegas Kacung Marijan. Memang tenaga untuk ‘mengurusi’ cagar budaya bawah air perlu banyak orang. Setidaknya setiap satu proyek membutuhkan 25 orang, sedangkan sekarang saja baru ada 75 orang terlatih.
Upaya konservasi cagar budaya bawah air memang tak mudah, berisiko, mahal, dan perlu waktu lama. Namun kegigihan yang tak terbatas akan ciptakan Museum Bawah Air luar biasa indahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR