Nationalgeographic.co.id—Di sebidang lahan basah Brasil tengah, jaguar menghabiskan hari-hari mereka mengarungi perairan setinggi dada orang dewasa untuk mencari ikan. Saat tidak berburu, kucing-kucing besar itu bermain-main dan bergulat satu sama lain di darat. Kehidupan mereka tidak seperti keberadaan populasi jaguar lainnya di dunia.
Temuan baru mengungkapkan tingkat fleksibilitas dalam pola makan dan gaya hidup yang sebelumnya tidak terlihat di antara jaguar. Penemuan ini dapat memberikan konteks kunci pada peran kucing dalam jaring makanan, membantu para ilmuwan lebih memahami efek perubahan lingkungan pada spesies, seperti yang dilaporkan oleh para peneliti 6 Oktober lalu di Ecology.
Jaguar (Panthera onca), yang biasanya penyendiri teritorial yang berburu di darat, hidup di beragam habitat, mulai dari gurun Amerika Utara hingga padang rumput dan hutan hujan tropis di Amerika Tengah dan Selatan. Kucing-kucing ini juga ditemukan di Pantanal, lahan basah tropis yang luas yang terbentang di beberapa bagian Brasil, Bolivia, dan Paraguay.
Ahli ekologi Manoel dos Santos-Filho dari Universidade do Estado de Mato Grosso di Cáceres, Brasil, dan Carlos Peres dari Universitas East Anglia di Norwich, Inggris, mengetahui desas-desus tentang sejumlah besar jaguar yang terlihat di dekat Stasiun Ekologi Taiamã Brasil. Cagar ekologi besar itu terletak di bagian utara Pantanal yang terpencil.
Setelah menyampaikan anekdot ini kepada Taal Levi, seorang ahli ekologi satwa liar di Oregon State University di Corvallis, para peneliti memulai sebuah proyek untuk lebih memahami biologi jaguar dan status populasi di kawasan lindung.
Taiamã dipenuhi air oleh banjir musiman, tanpa jalan yang bisa dilalui, sehingga tim harus mengakses cagar alam dengan perahu. Mereka memasang kamera yang hanya akan aktif jika melihat gerakan di sepanjang saluran air untuk mengumpulkan data tentang jumlah jaguar. Akan tetapi, kelimpahan jaguar di daerah itu langsung terlihat.
Halaman berikutnya...
Source | : | Science News |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR