Mengunjungi kutub utara atau kutub selatan Bumi, mungkin bukan sesuatu yang istimewa. Tapi mengunjungi kedua kutub itu dalam waktu setahun, hanya dilakukan oleh sedikit orang, salah satunya Eric Philips.
Pria asal Hobart, Australia, yang bermukim di Afrika Selatan ini, memiliki pekerjaan menjadi pemandu wisata ke kutub. Dalam waktu dekat, misalnya, ia akan mengantar rombongan turis asal China ke Benua Antartika di kutub selatan. Padahal, beberapa waktu lalu, ia baru saja kembali dari tur di kutub Utara dekat Kanada.
Ia mengatakan, rombongan turis China ini akan berkemah di Antartika. Memang terdengar seakan-akan orang akan membeku karena berkemah di atas es.
"Kenyataannya, meskipun suhu mencapai 30 derajat di bawah nol, namun jika ada terik matahari, rasanya akan cukup hangat," jelasnya. Eric telah menjalankan bisnisnya di Afrika Selatan, bukan di Hobart, dengan alasan teknis.
"Alasan utamanya, karena wilayah timur Antartika sangat luas. Tempatnya begitu luas dan sangat sulit ditangani. Jarak antara Hobart ke Antartika merupakan jarak terpanjang untuk ditempuh dengan penerbangan," katanya.
Selain itu, menurut Eric, saat ini belum ada operator penerbangan komersial yang melayani rute Hobart ke Antartika.
Seiring dengan akan datangnya musim panas di Australia, Eric mengaku justru lebih menyukai cuaca dingin.
"Saya bisa dikatakan hidup di alam liar dan melakukan hal-hal tidak lazim seperti mengantarkan orang ke ujung dunia. Namun secara bisnis, semuanya bisa berjalan berkat bantuan internet,\' tuturnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR