Diabetes tipe-2 adalah penyakit akibat gaya hidup yang merepotkan dengan komplikasi yang mematikan. Penyakit ini sangat bisa dicegah. Ada tes darah yang dapat mendeteksi diabetes 10 tahun sebelum gejala pertama terjadi.
Diabetes adalah penyakit dengan ancaman komplikasi yang paling komplit. Jika sudah terserang, penderitanya hanya bisa mengendalikan penyakitnya dengan gaya hidup sehat yaitu, mengatur makanan, berolah raga dan minum obat yang diresepkan dokter untuk menjaga kadar gula darah.
Bila gula darah tak terkendali, sejumlah komplikasi bisa menyerang. Mulai dari serangan jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, kebutaan, hingga ancaman amputasi.
Ancaman diabetes menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of American Medical Association (JAMA) sudah mencapai tingkat global. Penderita diabetes disebutkan dalam jurnal tersebut meroket dari 240 juta di tahun 2007 menjadi 380 juta di tahun 2025. Kabar buruknya, 60 persen dari jumlah itu berada di Asia.
Kabar terbaru, tes darah sederhana bisa mendekteksi diabetes sampai 10 tahun sebelum gejala pertama terjadi. Peneliti dari Amerika Serikat bisa dengan benar mendeteksi orang yang bakal menderita diabetes tipe 2 hanya dengan melihat kadar lima asam amino di dalam darah.
Tim peneliti dari Universitas Harvard itu berharap, tes seperti ini dapat digunakan untuk menapiskan diabetes tipe dua. Demikian harapan mereka yang dikabarkan oleh Nature Medicine.
Dr. Victoria King, kepala peneliti diabetes di Inggris mengatakan,”Penelitian itu di masa depan dapat membantu kita mengidentifikasi mereka yang berisiko sekaligus memberi wawasan bagaimana dan mengapa terjadi penyakit diabetes tipe 2."
Diabetes tipe-2 sangat erat kaitannya dengan kelebihan berat badan akibat gaya hidup kurang gerak dan pola makan tak sehat. Dalam banyak kasus kondisi ini bisa dicegah atau ditunda dengan menjaga berat badan dan gaya hidup sehat.
Di samping menjaga berat dan gula darah sehat, diciptakan alat untuk membantu mengidentifikasi risiko dengan tes yang dilakukan tim Harvard. Tes yang digunakan dalam penelitian Harvard tersebut meneliti kadar molekul-molekul kecil dalam darah. Di antara 2.422 sukarelawan yang diteliti, belakangan 201 orang menderita diabetes.
Para peneliti menemukan bahwa tes darah sebelumnya mengidentifikasi mereka yang terkena diabetes bertahun-tahun sebelum mereka mengalami gejala diabetes. Mereka dengan kadar asam amino tertinggi di dalam darah ternyata lima kali lebih tinggi berisiko menderita diabetes dalam waktu 12 tahun penelitian.
Tes darah pelacak diabetes ini belum siap digunakan di seluruh dunia untuk deteksi dini diabetes tipe-2. Meskipun demikian Dr. Robert Gerszten dan rekan-rekan yang mengerjakan penelitian mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian lagi sebelum bisa merekomendasikan tes ini dipakai semua orang di dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR