"Saya bukan orang seperti ini. Saya memiliki gelar sarjana pendidikan. Saya tak seharusnya seperti ini. Apa yang terjadi pada saya?" kata Khadijah.
Khadijah kini melihat masa depan yang bukan disiapkan untuknya. Ditambah desakan komandannya agar dia segera menikah, Khadija akhirnya memutuskan dia harus meninggalkan Brigade Khansa.
Khadija meninggalkan Suriah menuju Turki beberapa hari sebelum koalisi internasional pimpinan AS menyerang Suriah. Namun, keluarganya masih berada di Suriah.
Setelah lolos dari ISIS masih mengenakan cadar, tak hanya untuk menutupi identitasnya, tetapi juga karena dia masih berusaha menyesuaikan diri untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar ISIS.
Meski menyesal telah bergabung dengan ISIS, Khadijah juga khawatir dengan perubahan yang tiba-tiba. "Perubahan harus bertahap sehingga saya tak menjadi orang lain. Saya takut menjadi orang lain. Saya takut terlempar ke sisi lainnya, setelah saya begitu meyakini agama, kemudian menjadi orang yang menolak agama," ujarnya.
Khadijah memutuskan untuk berbicara kepada CNN karena dia ingin orang lain, khususnya para perempuan, mengetahui ISIS yang sebenarnya. "Saya tak ingin orang lain tertipu oleh mereka. Banyak perempuan yang mengira ISIS menjalankan agama Islam dengan benar," tambah Khadijah.
Kini Khadijah berharap dirinya bisa kembali menjadi perempuan biasa sebelum jatuh ke dalam bujuk rayu ISIS.
"Saya ingin kembali menjadi perempuan yang ceria, yang mencintai kehidupan dan tertawa, perempuan yang senang bepergian, menggambar, berjalan sambil mendengarkan musik tanpa khawatir tentang penilaian orang lain terhadap diri kita," pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR