Disukai atau tidak, dicari atau justru diemohi, durian tetaplah penyandang gelar king of fruits alias si raja buah. Meski termasuk dalam daftar bizarre food di sebuah tayangan kuliner ternama, tetap saja ia masuk catatan khusus bila kawan-kawan saya yang berbeda kebangsaan berkunjung ke Tanah Air.
Bau boleh menyengat, cita rasa--tidak jarang--membuat kening mereka berkerut, tetapi paling tidak memotret sebuah durian menjadi suatu hal wajib.
Saya pun bukan penggemar durian. Tetapi mendatangi sentra penjualan buah ini serta mencicipi aneka hasil olahannya merupakan keasyikan tersendiri. Bisa dijadikan modal informasi dalam menjamu teman-teman manca negara saat saya menjadi tuan rumah mereka di negeri kita.
Durian yang diolah, menjadi alternatif menarik dalam menyajikan buah bertekstur kulit unik itu. Ia bisa disajikan hangat maupun dingin.
Restoran Hotel Santika Premiere Harapan Indah Bekasi memiliki menu kudapan unik bertajuk lumpia durian. Sesuai namanya, daging durian yang telah dipisahkan dari biji dibungkus dengan kulit lumpia lantas digulingkan ke adonan tepung dan digoreng. Hasilnya, kudapan renyah nan hangat dengan semacam saus vla meleleh di lidah, saat bagian tengahnya digigit.
Sementara di Eastern Kopi TM, Pesanggrahan, Jakarta Barat, terdapat dua menu hidangan ringan dan penutup yang berbahan durian, yaitu serabi saus durian dan pancake durian. Disebut pertama semacam dadar tebal disiram kuah kental yang terbuat dari campuran daging durian, yang kedua daging durian dibungkus semacam dadar tipis berwarna hijau.
Untuk penyajian durian dalam bentuk dingin, saya menemukan es durian yang dijajakan dengan gerobak di kawasan Mangga Besar, tidak jauh dari pusat perbelanjaan Taman Sari, Jakarta Barat. Cara penyajiannya sederhana. Di dalam sebuah mangkuk ditempatkan sekitar lima siung durian lengkap dengan bijinya, diberi es serut serta susu kental manis.
Sebuah kedai yang menyodorkan durian dingin sebagai salah satu menu andalan adalah Kopi Drip. Berlokasi di sebuah ruko, arah depan menyerong ke arah kiri dari kampus Universitas Nasional, Pasarminggu, Jakarta Selatan.
Kumpulan menu berbahan utama durian disebut sebagai “Durian on Top”. Yang unik, nama-namaya dipetik dari gunung-gunung di Tanah Air. “Ini karena beberapa kru kedai kami gemar naik gunung,” cerita Muhammad Faizal, barista sekaligus pemilik kedai Kopi Drip. “Menu ini mengandalkan durian dari Medan.”
Beberapa menu durian karya Kopi Drip adalah Jayawijaya. Sesuai puncaknya yang bersalju, terbuat dari susunan daging durian tanpa biji, diberi es serut, susu kental manis dan parutan keju. Lalu ada Bromo, terbuat dari durian siram kopi espresso, ditambah cookies. Soal porsi, bisa dipilih status siaga [artinya porsi normal atau biasa], atau waspada [lebih banyak lagi]. Persamaannya, keduanya diberi label di bawah Rp15.000.
Saat dicicipi, paduan dari lumatan daging durian dengan cairan kopi ditambah rekahan cookies menghasilkan cita rasa unik. Antara legit dan pahit bercampur manis, dipadu kelembutan tekstur durian, pekatnya kopi, sampai renyahnya kue kering.
Setelah menyantap aneka menu durian, para penyuka kopi juga bisa memanja diri di sini, dengan pilihan Arabica—seperti Toraja Kalosi, Aceh Gayo, dan Papua Wamena—serta Robusta—Rakatau dan Bali Kintamani. Sedang untuk black coffee, tersedia Americano, Espresso serta Vietnam Drip.
Benarlah, kreasi durian sebagai king of fruits tidak pernah padam. Deretan ini melengkapi olahan tradisional yang kondang sejak dahulu, seperti tempoyak dan dodol durian.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR