Enam ratus lima puluh kilometer di barat Anchorage, para arkeolog bergegas untuk menyelamatkan reruntuhan sebuah desa pesisir yang ditempati oleh suku Eskimo Yupik pada sekitar tahun 1300 dan 1650.
Situs yang kini dikenal sebagai Nunalleq itu dulunya beku, lalu mencair dan hanyut oleh meningkatnya permukaan Laut Bering sebagai akibat dari perubahan iklim global.
Suatu penggalian darurat, yang dimulai pada 2009, telah menyelamatkan sekitar 20.000 artefak yang sebelumnya terjebak dalam lapisan es abadi. Contoh yang ditampilkan di sini mencakup topeng kayu seremonial seukuran manusia, boneka yang diukir dari kayu apung, ujung tombak dari tanduk karibu, panah dari batu sabak, dan dua cincin yang saling mengait dari gading walrus.
“Sejak kami kemari, situs itu telah terkikis lagi sekitar 10 meter,” ungkap kepala arkeolog Rick Knecht. “Kami nyaris tidak bisa mendahuluinya.” Ia memperkirakan pekerjaan itu bisa dilakukan sampai kurang-lebih lima tahun lagi—kecuali badai musim dingin besar menyapu segala yang tersisa.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR