Keluhan pusing yang dirasakan Gayatri Wailissa (17) setelah berolahraga ternyata berakhir duka. Remaja yang dikenal publik karena kemampuan menguasai 13 bahasa itu dikabarkan meninggal dunia setelah dirawat empat hari terakhir di ruang perawatan intensif RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, akibat perdarahan otak.
Gayatri Wailissa merupakan remaja asal Ambon yang mendunia karena keahliannya dalam menguasai belasan bahasa asing. Kepergiannya yang mendadak itu menggemparkan khalayak ramai.
Perdarahan otak sebenarnya adalah stroke hemoragik yang terjadi bila pembuluh arteri otak bocor atau pecah. Bila ada arteri yang bocor, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan, serta matinya jaringan saraf. Kondisi ini disebut perdarahan intraserebral.
Menurut para ahli di Mayo Clinic, jenis stroke hemoragik yang cukup sering adalah perdarahan subaraknoid. Stroke ini terjadi ketika ada perdarhan di dalam rongga di antara permukaan otak dengan tulang tengkorak.
Perdarahan subaraknoid yang terjadi secara spontan itu paling sering terjadi akibat pecahnya sebuah aneurisma (membesarnya sebagian pembuluh darah arteri sampai seperti balon).
Menurut dr. Andreas Harry, spesialis saraf, selain aneurisma, perdarahan di otak juga bisa disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation/AVM.
"Kedua kelainan ini bisa dideteksi dengan CT-scan, MRI, atau pemeriksaan angiography/MRA," katanya kepada Kompas.com (24/10).
Aneurisma atau AVM, imbuh Andreas, biasanya tidak menimbulkan gejala yang khas. "Paling hanya pusing-pusing saja atau sakit kepala," katanya.
Biasanya sekitar separuh dari kasus penyakit ini berakhir dengan kematian dan kalau pun ada yang berhasil melewatinya biasanya mengalami cacat permanen.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR