Global Business Travel Association (GBTA), sebuah badan nirlaba untuk pendidikan dan riset, pada hari Kamis (30/10) ini, merilis hasil analisis proyeksi mengenai pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan pengaruhnya terhadap bisnis wisata.
Proyeksi tersebut disampaikan dalam pertemuan ITB Asia 2014 di Singapura.
GBTA Business Travel Index (BTI) Outlook merangkum perkembangan tren-tren wisata di masa depan. Laporan yang dikeluarkan dua kali setahun ini menyajikan data mulai dari pendapatan pariwisata domestik sampai dengan segmen outbound business travel—menggunakan model ekonometri untuk metode proyeksinya.
Dalam laporan GBTA BTI Outlook China per Oktober 2014 disebutkan, bahwa total belanja wisata akan bertumbuh sebanyak 15,9 persen dalam tahun ini, dan hingga 18 persen pada 2015.
Angka belanja pariwisata global diharapkan mencapai angka transaksi US$1,18 miliar pada akhir 2014, dengan 40 persennya berasal dari pasar Asia Pasifik.
Sementara ini Tiongkok, seperti diramalkan sebelumnya, juga kian siap untuk menggeser posisi Amerika Serikat sebagai pasar industri wisata nomor satu di dunia. Proyeksi terbaru GBTA memaparkan hal itu bakal terwujud tak lama lagi—pada 2016.
“Pertumbuhan ekonomi Tiongkok mendorong sektor usaha bisnis wisata di negara itu sehingga [diprediksi] meraup 20 persen pendapatan bisnis wisata global,” demikian dikatakan Welf J. Ebeling, direktur regional untuk GBTA Asia. “Dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang kuat ini, pasti konsumsi akan ikut mengalami peningkatan. Pemerintah Tiongkok sekarang fokus mempertahankan tingkat pertumbuhan namun juga sekaligus menjalankan strategi jangka-panjang untuk ekonomi yang lebih digdaya dan tidak terlalu bergantung pada ekspor.”
“Pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus di Tiongkok menciptakan iklim yang sangat baik untuk pasar bisnis wisata yang aktif,” ujar Stanford Lin, Head of Productsat Visa China.
Siapnya infrastruktur
Selama sepuluh tahun terakhir, perkembangan infrastruktur Tiongkok positif. Bandara terbesarnya dibangun hingga dua kali lebih luas. Pembangunan bandara kedua atau bandara tambahan di Beijing akan dimulai, dan target selesai pada 2018. Begitu pun akomodasi, di mana keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan kamar hotel sudah tercapai.
Ini jugalah yang menjadi pemicu yang signifikan dari pertumbuhan pesat pariwisata Tiongkok.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR