Amerika Serikat (AS), Kamis (30/10) waktu setempat, mendesak semua pihak di Yerusalem untuk menahan diri di tengah ketegangan yang berlangsung di kota suci itu. AS mengatakan, pihaknya sedang bekerja sama dengan Israel, Palestina dan Yordania untuk mencoba memulihkan ketenangan.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, juga mengutuk penembakan terhadap rabi garis keras Yehuda Glick, yang punya dua kewarganegaraan yaitu Israel dan AS.
Kerry meminta pembukaan kembali masjid Al Aqsa di Yerusalem bagi para jamaah Muslim saat polisi mengatakan bahwa kompleks itu akan dibuka pada Jumat dini hari ini untuk salat Subuh. "Saya sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Yerusalem dan khususnya di sekitar Haram al-Sharif atau Temple Mount," kata Kerry dalam sebuah pernyataan.
"Ini benar-benar penting bahwa semua pihak menahan diri, menahan diri dari tindakan dan retorika provokatif, dan melestarikan status quo Haram al-Sharif atau Temple Mount yang bersejarah, dalam kata-kata dan tindakan."
Kerry mengatakan, dirinya melakukan komunikasi intensif dengan para pemimpin Israel, Yordania dan Palestina guna meredakan situasi. "Saya mendesak para pemimpin dari ketiga pihak untuk melaksanakan kepemimpinan yang tegas dan bekerja sama untuk menurunkan ketegangan dan mencegah kekerasan," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR