Jerman memperingati 25 tahun keruntuhan Tembok Berlin pada 9 November ini.
Kanselir Jerman Angela Merkel, di situs yang terletak di Bernauer Strasse, memberikan penghormatan atas 138 orang yang tewas serta kepada mereka yang membantu merobohkan tembok itu. Merkel menyebutnya sebagai "sebuah contoh dari kerinduan manusia untuk merebut kembali kebebasan."
Pula dikatakan Merkel mengatakan pidato, pesan itu adalah untuk mereka yang tinggal di negara-negara di mana hak asasi manusia yang terancam.
"Jatuhnya Tembok menunjukkan kepada kami bahwa mimpi dapat menjadi kenyataan. Tidak ada yang bisa dibiarkan seperti itu, meski seberat apa pun rintangannya," tambah Merkel—yang besar di Jerman Timur— seraya meletakkan bunga mawar di salah satu sisi tembok yang tersisa bersama para pejabat lainnya.
Pada malam 9 November 1989, ribuan penduduk Berlin Timur, memaksa melalui lintasan yang semula tertutup, sampai akhirnya pasukan penjaga perbatasan Jerman Timur di bawah tekanan ribuan massa terdesak membuka pintu dan mereka bebas menyeberangi perbatasan ke Berlin Barat.
Tembok Berlin yang mulai dibangun sejak 13 Agustus 1961, oleh otoritas komunis Jerman Timur diklaim sebagai "Benteng Proteksi Anti-Fasis" (bahasa Jerman: Antifaschistischer Schutzwall).
Blok Timur menyatakan tembok ini dibangun untuk melindungi para warga dari elemen-elemen fasis yang dapat memicu gerakan-gerakan besar. Namun dalam praktiknya, ternyata tembok ini digunakan mencegah eksodus besar-besaran penduduk Berlin Timur ke wilayah Berlin Barat, yang berada dalam wilayah Jerman Barat.
Runtuhnya Tembok Berlin pada 1989 itu menjadi simbol kuat berakhirnya Perang Dingin.
Setelah tembok pemisah di Berlin runtuh, maka hanya dalam waktu satu tahun —tepatnya pada 3 Oktober 1990— Jerman bersatu kembali.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR