“Kita juga ngalamin cuaca buruk waktu itu,” ujarnya melalui telepon. Rafiq yang kini sedang pemulihan akibat stroke menjelaskan bahwa ia sempat meminta disediakan snowshoes. Ini perlengkapan melewati medan salju tebal dulu terbuat dari rotan berbentuk lebar mirip pemukul kasur kala dijemur. “Gue diketawain waktu itu,” ujarnya sambil tertawa juga dan mengumpat.
Namun, ketika salju tebal, dan tim memutuskan untuk terus ke Thorong La dan menuju ke Pokhara melalui lembah Kali Gandaki, permintaannya itu jadi masuk akal. Kala itu pun salju tebal menyelimuti setapak ke ketinggian 5.416meter. “Tapi waktu udah turun ke Mukthinat jalannya terbuka,” lanjutnya.
Sama-sama dihantam cuaca musim dingin. Bedanya, tim tahun 1985 terkena ketika November jelang musim pendakian paska-muson sudah tutup dan winter menjelang. Tim 1985 sempat memperpanjang pendakian dengan membeli tabung gas di Manang. Tim Fit@Fifty dikejutkan cuaca ekstrem ciri pemanasan global pada pertengahan Oktober ketika selama 19 tahun cuacanya tidak mendadak badai.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR