Pemerintah Tanzania berencana untuk merelokasi ribuan warga suku Maasai dari tanah leluhur mereka, lantaran proyek pembangunan sebuah lokasi berburu.
Sekitar 40.000 warga suku Maasai bisa terusir jika rencana ini terlaksana.
Kelompok aktivis lingkungan global, Avaaz, Selasa (18/11), mengatakan Pemerintah Tanzania berambisi mengubah 1.500 kilometer persegi tanah di distrik Loliondo menjadi sebuah lokasi berburu untuk perusaan katering milik keluarga kerajaan Uni Emirat Arab.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pemerintah Tanzania yang pada September 2013 pernah membatalkan rencana serupa di lahan taman nasional Serengeti yang terkenal itu.
Avaaz mengatakan para pemimpin suku Maasai ditawari uang sebesar 578.000 dollar AS atau hampir Rp7 miliar untuk membeli tanah milik suku tersebut.
Harga yang ditawarkan itu sangat murah. Sebab uang sebanyak itu jika dibagi untuk 40.000 orang, maka hasilnya tidak lagi banyak. Setiap orang akan mendapatkan kurang dari 150 dollar AS (kurang dari Rp2 juta).
"Maasai adalah maskot utama yang menarik wisatawan ke Tanzania. Namun di negeri sendiri mereka malah terancam menjadi suku yang tidak diinginkan," kata Alex Wilkins, Direktur Kampanye Avaaz.
Jika rencana ini berlanjut, tambah Wilkins, akan merusak reputasi Tanzania yang selama ini dikenal dengan kehidupan liar serta suku Maasai-nya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR