Berusaha menutup mata tetapi tetap juga tak bisa tertidur. Begitu terlelap sebentar, ada saja yang lantas membangunkan hingga akhirnya berjuang lagi hanya untuk bisa tidur.
Itu yang mungkin sering dialami banyak orang di perkotaan. Setelah minimal 8 jam bekerja mencari uang, ternyata malamnya masih harus berperang melawan kondisi terjaga agar besok harinya bisa beraktivitas dengan lancar.
Sesuatu yang dibutuhkan banyak orang perkotaan mungkin rahasia untuk tidur lelap dan berkualitas. Baru-baru ini, Taruna Ikrar, seorang pakar ilmu saraf asal Indonesia yang kini mengajar dan meneliti di University of California, Irvine, menemukannya.
Dalam publikasinya di jurnal Physiology baru-baru ini, Taruna menguraikan bahwa kualitas tidur sangat dipengaruhi oleh keseimbangan hormon, terutama kadar melanin-concentrating hormone (MCH).
Taruna dan timnya melakukan eksperimen dengan tikus yang sudah direkayasa secara genetik. Rekayasa membuat tikus punya label protein khusus, ZsGreen1 Fluorescent Protein, pada ujung sel saraf penerima rangsang yang mengandung H3R (Histamine Reseptor Nomor 3).
ZsGreen1 adalah protein spesifik berwarna hijau yang bisa merekam kerja sel saraf yang berperan dalam aktivitas terkait senyawa histamin. H3R sendiri adalah ujung sel saraf yang bertugas menerima rangsangan untuk tidur.
Setelah direkayasa secaras genetik, tikus kemudian diinduksi dengan hormon MCH. Tikus lalu diamati dengan laser Photostimulation. Aktivitas sel saraf dipantau secara langsung dengan bantuan elektroda yang telah dipasang pada otak.
"Tikus yang diinduksi dengan MCH dan diberi histamin jenis H3R memperlihatkan aktivitas lebih rendah, lebih mudah tertidur, dan memperlihatkan kondisi kurang aktif jika dibandingkan dengan tikus yang tidak diinduksi," ujar Taruna menguraikan hasilnya.
Berdasarkan hasil penelitian itu, Taruna mengatakan, rahasia untuk tidur lelap adalah menjaga keseimbangan aktivitas hormonal tubuh, khususnya MCH, serta menjaga kadar senyawa histamin.
"Keseimbangan tersebut menjadi kunci peningkatan kualitas tidur, dan sekaligus menjadi faktor yang sangat penting terhadap kualitas kehidupan dan kesehatan seseorang," urainya kepada Kompas.com, Sabtu (15/11).
Salah satu kunci untuk menjaga keseimbangan hormon adalah menjaga makanan, berat badan, dan melakukan aktivitas olahraga secara rutin. Konsumsi air sangat memengaruhi keseimbangan MCH.
Manfaat lain dari penemuan ini adalah adanya cara baru untuk membantu orang yang mengalami gangguan tidur.
"Manusia sehat yang mengalami gangguan tidur dapat diobati dengan memberikan obat secara khusus yang memengaruhi reseptor histamin di otak, khususnya reseptor histamin nomor 3 (H3R) sehingga gangguan tidur pada orang tersebut dapat diperbaiki, demikian juga bisa mencegah berbagai efek negatif dari kekurangan tidur," ujar Taruna.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR