Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berkonsultasi melalui telepon dengan mitra-mitra internasional dan kolega-koleganya di Washington. Ia sedang bersiap memulai putaran baru pembicaraan nuklir dengan sejawatnya dari Iran di Austria. Pembicaraan itu berlangsung sementara tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan semakin mendekat.
Pada hari Sabtu (22/11), Kerry akan menjelaskan kepada Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, mengenai kemajuan pembicaraan itu.
(Baca juga: Bagaimana Akhir Kesepakatan Nuklir Iran?)
John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memutuskan tetap berada di Wina, pada Jumat malam (21/11). Langkah ini diambil sebagai bentuk usaha mereka mencari solusi dalam perundingan itu sementara tenggat waktu hanya tinggal dua hari lagi.
Kerry mengatakan bahwa Amerika, dan sekutu-sekutu di kelompok P5 Plus 1 yang terdiri dari Inggris, Tiongkok, Perancis, Jerman dan Rusia akan memfokuskan diri pada tenggat waktu 24 November, dan tidak mempertimbangkan untuk memperpanjangnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan di Moskow, semua unsur kesepakatan sudah diajukan dalam perundingan. Ia menambahkan bahwa perundingan itu butuh kesediaan politik untuk mencapai hasil seimbang dan menghindari apa yang menurutnya perdebatan atas isu-isu tidak realistis pada saat-saat terakhir.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond mengatakan bahwa Iran perlu menunjukkan kesediaan politik.
Sebuah kesepakatan nuklir akan menghapus sejumlah sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas kesediaan Teheran menghentikan program pengayaan uraniumnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR