Penyanderaan di Sydney, Senin (15/12), memicu macam-macam komentar anti-muslim di Sydney, Australia. Lantas muncul tagar yang menangkal gerakan anti-muslim tersebut.
Tagar ini dimulai oleh Tessa Kum, seorang pekerja media dan juga seorang penulis yang tinggal di Sydney, melalui akun Twitter miliknya @sirtessa.
“Jika kamu hendak menaiki bus #373 menuju Martin Place, menggunakan atribut agama dan merasa tidak aman karena sendirian, saya akan melaju bersamamu (I’ll ride with you),” kicau Kum lewat Twitter.
Kalimat I’ll ride with you tersebutlah yang kemudian menjadi tagar #IllRideWithYou untuk menangkal gerakan anti-muslim akibat penyanderaan di Sydney.
Selanjutnya Kum berujar: “Sulit untuk menumbuhkan harapan ketika Anda merasa tidak berdaya. #IllRideWithYou merupakan sebuah tindakan kecil, tapi mungkin sangat berarti bagi seseorang. Saya berpikir tentang orang-orang yang mungkin akan terkena dampak atas aksi penyenderaan di Sydney, dan disalahkan—padahal mereka sama sekali tidak terlibat.”
Tentu saya kita tidak hanya menontonnya, kita hidup di dunia mereka. Kita bukan pengamat dan kita bukan bagian dari orang-orang yang tidak berdaya.
Dalam waktu singkat tagar #IllRideWithYou yang menjadi penangkal sentimen anti-muslim Sydney tersebut, menjadi trending.
Berikut adalah contoh tweet yang menggunakan tagar #IllRideWithYou,
I’m a semi regular commuter on the #mandurah line. If you see me #illridewithyou. I’ll be wearing this scarf pic.twitter.com/sWSpbDcOsd
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR