Hari ini tepat 10 tahun peringatan tsunami di Provinsi Aceh. Cuaca di Banda Aceh dan sekitarnya mendung tipis. Pagi, Jumat (26/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan tabur bunga di Kuburan Massal Siron, Banda Aceh. Acara diawali dengan doa bersama tanpa pidato dan sambutan dari pejabat yang datang. Suasana acara begitu tenang dan syahdu mengiringi doa yang dipanjatkan untuk korban tsunami.
Kalla datang bersama Mufidah Kalla didampingi Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Niazah Zaini Abdullah. Acara dilanjutkan di Lapangan Blang Padang mulai pukul 09.00 hingga pukul 10.45. Di tempat ini, peringatan 10 tahun tsunami dilaksanakan dalam prosesi upacara resmi. Beberapa acara di lapangan ini antara lain penayangan kilas balik peristiwa gempa dan tsunami Aceh.
Panitia rencananya memberikan penghargaan kepada 35 perwakilan negara-negara donor, menayangkan video rehabilitasi dan rekknstruksi Aceh, dan sambutan Jusuf Kalla.
Hadir di acara ini sejumlah menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara.
Wakil Presiden kemudian meninjau Pameran Kebencanaan dan melihat museum tsunami Aceh. Hari ini juga Kalla menghadiri peluncuran buku 10 tahun tsunami Aceh sekitar pukul 15.30. Buku berjudul Ombak Perdamaian; Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh ditulis Fenty Effendy.
Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004, dipicu gempa bumi berkekuatan 9,3 skala Richter. Dalam catatan Kalla, sekitar 200.000 orang meninggal dunia karena peristiwa ini. Pemerintah Indonesia membutuhkan Rp 30 triliun untuk merekonstruksi Aceh. Tsunami, tulis Kalla, diangggap sebagai bencana sekaligus hikmah bagi bangsa Indonesia.
Bencana ini membangkitkan solidaritas dan empati kepada sesama anak negeri. Bersamaan dengan selesainya tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi Aceh, dicapai pula kesepakatan perdamaian antara RI dan pihak Gerakan Aceh Merdeka. Kesepakatan itu tercapai kurang dari setahun bencana tsunami yaitu 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR