Dia mengeluhkan kamar yang panas serta kamar mandi yang sempit dan kurang terawat. ”Kamarnya banyak kecoak serta bau pengap seperti jarang digunakan. Padahal, sebelum tahun 2000-an, kapal Pelni jadi idola,” kata Kurniawan. Malam itu, dia terpaksa menggendong bayinya di luar kamar karena di dalam panas sehingga si kecil terus menangis.
Pemandangan berbeda terlihat KM Dobonsolo tujuan Jayapura-Manokwari. Kapal berkapasitas 2.118 penumpang itu terasa sepi pada bulan lalu, terutama di dek kelas I dan kelas II yang berkapasitas 132 orang. Ruang di kelas ini lebih terlihat seperti penginapan ketimbang sebuah kapal. Kamarnya berukuran sekitar 4 meter x 3 meter. Ada dua kasur yang terpisah sekitar 0,5 meter. Di antara kasur terdapat jendela dan nakas. Ada pula lemari pakaian serta kamar mandi siram dengan air hangat-dingin dan toilet duduk.
Di KM Kelud yang juga dioperasikan Pelni dengan rute Tanjung Priok-Tanjungbalai Karimun-Belawan, wajah kapal yang berbeda sudah terlihat saat penumpang menjejak kaki di atas kapal. Sebuah band yang memainkan lagu secara live menjadi ucapan selamat datang. Para anak buah kapal tak segan memberikan ucapan salam dan menawarkan bantuan jika ada pengunjung yang kebingungan mencari tempat tertentu.
Saat kapal berlayar, penumpang dimanjakan dengan beberapa fasilitas untuk menikmati perjalanan.
KM Kelud yang berkapasitas 2.000 penumpang itu baru saja direnovasi. Biayanya mencapai Rp 8 miliar. KM Kelud adalah versi baru kapal-kapal Pelni pada masa mendatang seiring rencana Pelni menjadikan kapal-kapalnya sebagai kapal pesiar kecil yang akan mengantar wisatawan ke tempat-tempat wisata di sepanjang jalur yang dilewati.
Sejumlah perbaikan dilakukan. Di kelas ekonomi, misalnya, meski tempat tidurnya tetap berjajar-jajar, lantai berlapis plastik warna krem yang menjadi alas tempat tidur membuat ruangan terlihat lebih rapi dan bersih. Di beberapa sudut dipasang televisi layar datar. Di setiap kaki tempat tidur terdapat stop kontak listrik agar penumpang dapat mengisi daya peralatan elektronik mereka, khususnya telepon genggam.
Saat kapal berlayar, penumpang dimanjakan dengan beberapa fasilitas untuk menikmati perjalanan. Di bagian buritan, tepatnya di dek 8 atau dek yang paling tinggi, kafetaria menjadi salah satu tempat untuk menikmati laut lepas, termasuk matahari terbit keesokan harinya atau juga matahari tenggelam.
!break!
Direktur Utama PT Pelni (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito menuturkan, renovasi toilet menjadi prioritas renovasi KM Kelud. Untuk perbaikan semua toilet yang berjumlah lebih dari 90 buah, anggarannya mencapai Rp 3 miliar. Hasilnya, toilet jongkok diganti dengan toilet duduk. Air juga tidak lagi menggenang karena perbaikan instalasi pipa.
Sebuah kapal akan menjadi saksi bagaimana Indonesia sebagai negara yang didominasi ribuan pulau pantas menggenggam kejayaannya di lautan.
”Malah tidak hanya kapalnya, tetapi juga SDM kapal. Saat kapal direnovasi, awak kapalnya juga dilatih. Mereka dilatih kesamaptaan di Lembaga Pendidikan Rindam IV/Diponegoro serta pelatihan tentang keramahtamahan,” papar Wimbo. Untuk tahap pertama, paket perjalanan wisata ke Raja Ampat dan Wakatobi sudah ludes terjual dan segera direalisasikan pada akhir tahun ini.
Wimbo berjanji, setelah KM Kelud, semua kapal penumpang PT Pelni (Persero) yang berjumlah 25 buah juga akan direnovasi sehingga memungkinkan kapal menjadi tempat pertemuan atau rapat perusahaan. ”Kalau rapat di kapal, orang tidak bisa kabur. Mau kabur ke mana memangnya. Ke laut? Jadi pasti efektif rapatnya,” kelakar Wimbo.
Setidaknya, langkah kecil sudah dimulai. Sebuah kapal akan menjadi saksi bagaimana Indonesia sebagai negara yang didominasi ribuan pulau pantas menggenggam kejayaannya di lautan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR