Komisioner tinggi PBB untuk urusan pengungsi, Antonio Guterres, Selasa (6/1), mengatakan, dunia sudah kehilangan kemampuan untuk mencegah konflik. Dia juga mengatakan, dunia kekurangan kepemimpinan yang efektif sehingga berujung pada krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II.
Berbicara di Ankara, Turki, Gutteres menambahkan, dua konflik terbesar saat ini, di Irak dan Suriah, telah menciptakan krisis pengungsi terbesar dan tak ada kepemimpinan yang efektif untuk mengatasi tantangan itu.
"Megakrisis di Suriah dan Irak, bermunculannya krisis-krisis baru, dan belum tuntasnya krisis lama menciptakan kondisi terburuk dalam urusan pengungsi sejak Perang Dunia II," kata Guterres di hadapan para Duta Besar Turki yang bertugas di luar negeri.
Selama satu tahun terakhir, lanjut Guterres, lebih dari 13 juta orang telah kehilangan tempat tinggal mereka hanya di Suriah dan Irak.
Sementara itu, krisis yang terus memburuk di Sudan Selatan kini sudah menyebar melintasi perbatasan menuju Chad, sedangkan kondisi Libya terus memburuk dan krisis baru sudah muncul di Ukraina.
"Ini semua menunjukkan komunitas internasional sudah kehilangan kapasitasnya untuk mencegah dan menangani konflik," kata Guterres.
"Ini adalah dunia di mana ketidakjelasan dan impunitas menjadi aturan utama. Ini adalah dunia yang tak memiliki kepemimpinan yang efektif," lanjut dia.
"Ini adalah dunia di mana konflik terus berkembang dan konflik lama tak dituntaskan. Hasilnya tentu saja sebuah dampak dramatis dari sisi kemanusiaan," tambah dia.
Hingga Juni tahun lalu, Guterres memaparkan, jumlah orang yang terusir dari kediamannya akibat berbagai konflik dan krisis untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II berakhir mencapai 50 juta orang.
Turki, salah satu negara yang menentang rezim Suriah, kini menampung 1,7 juta orang pengungsi. Sebagian dari mereka ditampung di berbagai kamp pengungsi di perbatasan Turki-Suriah, tetapi sisanya menyebar di seluruh negeri itu.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, pemerintahnya mengucurkan dana hingga 5 miliar dollar AS untuk kepentingan para pengungsi.
Cavusoglu mengecam kontribusi komunitas internasional yang nyaris tak berbuat apa-apa dan menyerukan kerja sama dan pembagian beban yang nyata di antara komunitas internasional.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR