Sergio Bertazzo, ahli biokimia dari University College London yang juga tidak terlibat dalam studi baru ini, mengatakan kepada Chemistry World bahwa diperlukan lebih banyak analisis untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut. "Mereka perlu menggunakan teknik kimia/biokimia lainnya, [seperti] spektrometri massa atau metode lain apa pun yang dapat mengonfirmasi identitas kimia dari apa yang mereka warnai," saran Bertazzo.
Tim peneliti juga mengakui masih banyak pekerjaan yang perlu mereka lakukan ke depannya untuk secara akurat mengidentifikasi biomolekul dari tulang paha Caudipteryx ini. Alida Bailleul, ahli paleontologi dan anggota peneliti Chinese Academy of Sciences yang terlibat dalam studi baru ini, mengatakan kepada Chemistry World, “Inti-inti sel dinosaurus ini berwarna seperti sel-sel normal, tetapi apakah itu berarti ada DNA di dalamnya? Tidak juga."
Baca Juga: Seorang Bocah Tak Sengaja Menemukan Telur Dinosaurus 66 Juta Tahun
Bailleul menyebut pewarnaan ini adalah "awal yang baik" tetapi "tidak cukup tepat untuk menunjukkan apakah ada senyawa tertentu."
Dalam rilis berita, Bailleul lebih lanjut mengatakan bahwa "Kami memiliki data awal yang baik, data yang sangat menarik, tetapi kami baru mulai mempelajari biokimia seluler pada fosil yang sangat tua. Pada titik ini, kami perlu bekerja lebih banyak."
Source | : | Gizmodo,The Scientist,Chemistry World |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR