Destinasi wisata ini berlokasi di jantung kota Tokyo. Tetapi anehnya, belum banyak wisatawan yang tahu tempat asyik ini, bukan hanya wisatawan asing, juga wisatawan dalam negeri.
Daerah yang mungkin kurang promosi sehingga banyak yang kurang mengenalnya. Tetapi bagi beberapa orang Tokyo yang suka jalan-jalan, pasti tahu daerah wisata ini karena memang dilestarikan dengan baik budaya lama Jepangnya.
Tempat asyik ini lokasinya tak lain adalah di dekat stasiun kereta api bawah. Namanya stasiun Kiyosumi Shirakawa, langsung cari pintu keluar A3. Di depan mata, menyeberang jalan, langsung kita akan menemukan "Taman Kiyosumi" yang luasnya 8 hektar lebih. Taman tradisional Jepang dengan kolam ikan dan batu-batuan ala Jepang sangat indah sekali.
Masih dari pintu ke luar A3 tadi, kalau kita ke kiri, lalu menemukan jalan kiri, kita ke kiri lagi. Nah sebelah kiri jalan ada toilet sangat menarik. Dari penampakan luar, model rumah tradisional Jepang.
Semula saat saya ke sana, saya mengira ini adalah rumah kuno yang dilestarikan atau ada perayaan sesuatu. Tapi setelah melihat dengan teliti, ternyata kamar-kamar toilet yang satu untuk lelaki dan satu lagi untuk perempuan.
Toilet saja dibuat sangat khusus dengan model rumah tradisional Jepang. Lengkap dengan lampu kuno gaya zaman Edo Jepang di depan toilet, indah sekali. Jelas ditujukan untuk kalangan wisatawan, tetapi juga untuk masyarakat umum. Siapa pun boleh masuk ke sana dan gratis tak perlu bayar apa pun.
Seperti toilet biasa lainnya di Jepang, toilet ini sangat teratur baik, bersih dan indah, lengkap dengan tisu atau pengeringnya. Padahal semua gratis. Maklum ada anggaran pemda setempat khususnya dewan pariwisatanya.
Guna menjaga keindahan lingkungan wisata itu pun, di depan toilet terpasang papan pengumuman Larangan Menaruk Sepeda di sana. Sayangnya semua Bahasa Jepang sehingga kalau ada orang asing ke sana pakai sepeda, tak bisa baca, mungkin akan menaruh sepedanya begitu saja di sana.
Di sebelah kiri toilet ada toko kelontongan tradisional Jepang. Menarik karena seolah kembali ke zaman kuni Jepang. Di depan toilet itu pun saja juga, ada toko yang menjual barang-barang kelontongan produk masa lampau Jepang. Bahkan si penjual dengan baju pedagang kuno Jepang berusaha bergaya seperti street performer di depan tokonya sehingga bisa lebih menarik bagi orang yang lalu-lalang ketimbang tokonya.
!break!
Kuil Khusus
Daerah jalan toko-toko kuno tersebut dulunya tahun 1961 merupakan deretan toko-toko (Shotengai) sejumlah 100 toko. Namun kini hanya tinggal beberapa toko kuno saja. Selebihnya jadi sarana lain seperti tempat pendidikan, kantor, atau rumah tinggal baru.
Tidak jauh dari toko itu pula, ada kuil khusus bagi orang yang bergerak di bidang bisnis seperti broker tanah. Bagi pengusaha sangat disarankan ke kuil ini karena dewa khusus perdagangan di kuil ini dipercaya cukup ampuh dan percaya bisnisnya akan jadi sukses nantinya setelah melakukan ibadah di kuil kecil tersebut. Itulah kuil Shusse Fudouson atau Chousenin Fudouji, yang berwarna merah.
Masih satu deret dengan toilet tadi, jalan sedikit beberapa langkah sebelah kiri ada kuil Reiganji yang didirikan tahun 1624. Di dalam lokasi kuil ini juga ada sekolah Taman Kanak-kanak dengan bangunan dua lantai modern, serta taman sekelilingnya. Cukup luas memang lokasi kuil dan sekolah milik satu Yayasan Reiganji.
Melanjutkan perjalanan, semakin ke dalam lagi di sebelah kiri ada Museum Dokumen Edo. Daerah Kiyosumi Shirakawa ini memang sebenarnya daerah wisata kuno yang kurang populer. Banyak kuil kecil-kecil di sana mungkin menarik bagi yang suka jalan-jalan sambil beribadah. Namun sembari melihat-lihat tenpat-tempat kuno juga di sekitarnya.
Ada sedikitnya empat lokasi wisata berdekatan menarik kita kunjungi, cukup jalan-jalan sehari dari pagi hingga sore hari. Kecuali memasuki taman Kiyosumi dan Museum Dokumen Edo Fukagawa yang keduanya harus bayar, lokasi wisata lain gratis, dapat kita tengok pelan-pelan budaya lama Jepang yang masih terlestarikan di daerah ini. Kemudian apabila mau jalan kaki sekitar 25 menit dari daerah wisata itu, kita bisa menemukan Ryogoku, tempat stadion utama pertandingan Sumo di Jepang.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR