Tahun 2014 adalah tahun terpanas sejak 1880, ketika pencatatan pertama kali dilakukan, menurut dua analisis independen yang dilakukan ilmuwan Amerika hari Jumat (16/1).
Analisis suhu permukaan bumi oleh tim ilmuwan NASA pada Goddard Institute of Space Studies - GISS - di New York, menunjukkan suhu rata-rata tahun 2014 adalah 14,68 derajat Celsius, atau 1,22 derajat di atas rata-rata suhu pada abad ke-20.
National Oceanic and Atmospheric Administration - NOAA – menghitung suhu rata-rata tahun 2014 sedikit lebih rendah, 14,52 derajat Celcius.
John Grunsfeld, administratur asosiasi Direktorat Misi Sains di Markas NASA di Washington mengatakan NASA berada di barisan depan penyidikan ilmiah dinamika iklim bumi pada skala global. Kecenderungan pemanasan jangka panjang yang diamati dan peringkat 2014 sebagai tahun terpanas, menurutnya, memperkuat pentingnya NASA mengkaji Bumi sebagai sistem yang lengkap, dan khususnya memahami peran dan dampak aktivitas manusia.
Menurut NASA, sejak tahun 1880, rata-rata suhu permukaan bumi naik sekitar 0,8 derajat Celsius, fenomena ini terutama karena peningkatan karbon dioksida dan emisi lain manusia ke dalam atmosfer bumi, terutama dalam 30 tahun terakhir.
NOAA mengatakan sembilan dari 10 tahun terpanas dalam catatan globalnya terjadi sejak tahun 2000, dan setiap tahun dalam abad ke-21 ini adalah 20 tahun terpanas dalam sejarah.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR