Personel penjaga perbatasan di wilayah Tiongkok Selatan menembak mati dua warga minoritas Muslim Uighur, ketika mereka berusaha menyeberang ke wilayah Vietnam.
Dua orang itu merupakan bagian dari satu kelompok warga yang berusaha melintasi perbatasan secara gelap ke Vietnam melalui kota perbatasan, Pingxiang, di Provinsi Guangxi. Demikian dilaporkan media pemerintah.
Kantor berita milik pemerintah, China News Service, melaporkan bahwa sekelompok warga Uighur dari Xinjiang terlibat "konflik" dengan polisi di sebuah gardu tol, Minggu (18/1) malam.
Polisi menggunakan dua unit mobil untuk mengepung kendaraan yang digunakan warga Uighur tersebut.
Warga Uighur itu dilaporkan menolak ketika hendak akan ditangkap.
Dua orang tewas ditembak, sedangkan satu orang lagi melarikan diri ke kawasan permukiman di sekitarnya. Para pejabat menuduh mereka menyerang personel penjaga perbatasan dengan pisau.
Pemerintah Tiongkok berusaha membendung keluarnya warga Uighur ke negara-negara Asia Tenggara—menyusul meningkatnya kekerasan antara kelompok Uighur dan kelompok Han.
Tiongkok khawatir kelompok Uighur akan menjalin hubungan dengan kelompok Islam ekstrem di luar negeri.
Namun, kelompok-kelompok Uighur menandaskan mereka hanya berusaha melarikan diri dari penindasan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR