Salah satu dampak nyata semakin tingginya suhu Bumi, gletser di daerah kutub kian mencair. Selain berkontribusi menambah ketinggian permukaan air laut, melelehnya gletser di kutub juga menyumbang karbon di Bumi.
Penelitian pertama tentang jumlah karbon yang terlepas akibat mencairnya gletser di kutub telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience.
“Inilah penelitian pertama yang mengukur berapa banyak karbon organik yang dikeluarkan gletser yang mencair,” ungkap Robert Spencer, salah seorang peneliti.
Ia mengungkap mencairnya gletser akan mengubah sistem ekologi, walau mengenai seberapa besar perubahannya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Tak tanggung-tanggung, gletser dan lapisan es merupakan 70 persen cadangan air tawar bumi. Maka manakala gletser mencair karena kenaikan suhu udara, bongkahan es tersebut akan melepaskan karbon di angkasa dan pasokan air tawar dunia akan terus berkurang.
Untuk melihat fenomena mencairnya gletser, Spencer beserta rekannya mengukur jumlah karbon organik yang tersimpan dalam gletser di dunia dan hasilnya luar biasa.
Saat gletser mencair, jumlah karbon organik yang akan terlepas akan meningkat 50 persen dan bertahan selama 35 tahun ke depan.
“Penelitian ini menjelaskan bahwa gletser merupakan tempat di mana karbon organik dengan kuantitas yang sangat besar,” ujar Eran Hood, yang juga salah satu peneliti.
Hood menambahkan, mencairnya gletser di seluruh dunia akan berakibat pada ekosistem laut. Lebih lanjut ia mengunkap bahwa ketinggian permukaan laut akan meningkat tajam, begitu pula dengan kandungan karbon di bumi.
“Melihat temuan ini, kemudian manusia hendaknya berpikir tentang bumi ini,” ungkap Spencer. Jika gletser semakin mencair, maka manusia juga akan kehilangan kehidupan laut dan mengalami kekurangan air tawar.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR