"AF447 walau jatuh dengan kecepatan vertikal yang tinggi (10.000 kaki per menit ke bawah), ground speed-nya juga tinggi (107 knots), sementara QZ8501 ini tidak" ujarnya.
Menurut Gerry, salah satu penjelasan logis terhadap kejadian seperti itu adalah adanya updraft (angin kencang ke atas) disertai dengan downdraft (angin kencang ke bawah) yang tiba-tiba. Penyebab lain, bisa jadi karena gagal struktur di badan pesawat.
1 hingga 2 menit
Masih berdasar data ADS-B yang sama, QZ8501 diketahui sempat menanjak dari ketinggian jelajah 32.000 kaki ke 36.000 kaki dengan kecepatan vertikal antara 6.000 hingga 9.000 kaki per menit.
Hal tersebut juga sesuai dengan pernyatan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/1) malam.
Jika dihitung-hitung, dengan kecepatan jatuh 11.000 hingga 24.000 per menit, maka waktu yang dibutuhkan pesawat jatuh dari ketinggian 36.000 kaki hingga sampai ke permukaan air laut hanyalah sekitar 1 hingga 2 menit.
Bocoran data ADS-B ini sedikit menguak apa yang dialami oleh QZ8501. Data yang lebih banyak masih tersimpan di dalam CVR dan FDR pesawat yang saat ini masih dalam investigasi tim di KNKT.
Masyarakat kini menunggu hasil investigasi KNKT tersebut untuk mengetahui penyebab kejadian pastinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR