Orangtua Chryssa Wolfe meninggal ketika ia masih kecil. Akhirnya ia menghabiskan masa anak-anaknya tinggal dengan kerabat yang berbeda-beda, salah satunya keluarga seniman yang hebat.
Seniman-seniman tersebut melukis fresko atau lukisan dinding di gereja-gereja dan rumah-rumah di Yunani. Fresko merupakan sebuah tradisi yang terus berlangsung ketika dua pamannya berimigrasi ke Amerika.
“Mereka pergi ke gereja-gereja dan melukisnya lalu mereka juga ikut melakukan pekerjaan konstruksi untuk menghasilkan uang karena tidak ada yang mau membayar untuk melukis fresko di Amerika," katanya. "Saya sangat mengaguminya. Saya ikut bekerja dengan mereka kapanpun saya bisa.”
Paman-pamannya membiarkannya mencampur cat dan membantu mereka kapan saja ia bisa.
“Saya pikir pengaruh paman-paman saya, melihat seni dan apa yang bisa dilakukanoleh seni, bahwa mereka bisa megecat dan membangun, sedikit mempengaruhi cara saya berpikir,” kata Wolfe.
!break!Warisan Berseni
Paparan yang ia terima sejak kecil itu kemudian memberikan hasil. Sekarang, Wolfe adalah seorang seniman profesional yang melukis berdasarkan inspirasi yang ia dapat dari sekitarnya. Ia melukis gambar-gambar yang berani dan berwarna-warni, sering kali dengan sentuhan imajinasi.
Di salah satu seri lukisannya, ia menggambarkan kehidupan seorang perempuan yang sibuk denga menunjukkan bagaimana perempuan tersebut mencoba menyeimbangkan bola-bola di udara, simbol kebutuhan untuk menyeimbangkan keluarga dan karir.
Lukisan lainnya menggambarkan sebuah "osprey" sejenis burung rajawali yang kemudian jadi kegemaranya setelah ia memilih sebuah tempat di luar studionya untuk membangun sarang setiap musim panas.
Jadi ketika saya tidak melukis, saya membuat sesuatu.
“Saya menyaksikannya menjaga keluarganya, ia datang setiap tahun, dan membangun sarang yang luar biasa," katanya, "Ia pembina, ia pemburu, saya sangat tertarik padanya secara emosional.”
Wolfe juga terinspirasi oleh berbagai kenangan masa kecilnya. “Nenek saya memberikan pengaruh yang sangat besar pada saya dan ia selalu membuat tatakan kue berenda," kenang Wolfe. "Dan kami punya sendal renda dan topi renda untuk Natal setiap tahun. Dan saya sedang di studio baru-baru ini dan mulai berpikir tentang tatakan kue berendanya, dan saya membuat satu seri lukisan tentang itu, dan semuanya terintegrasi dalam lukisan-lukisan saya," lanjutnya.
Dan, seperti keluarga imigran dan osprey yang membuat sarang di dekat studionya, Wolfe juga membangun rumah. “Sepanjang ingatan saya, saya suka sekali membuat sesuatu. Jadi ketika saya tidak melukis, saya membuat sesuatu," ujar Wolfe.
Tapi menjadi seorang profesional di industri konstruksi yang didominasi laki-laki tidak mudah. Ia menyadari hal itu melalui suatu peristiwa yang tak terlupakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR