Para arkeolog dan lembaga internasional menyampaikan kemarahan terhadap penghancuran kota kuno Asiria, Nimrud. Penghancuran situs kuno itu dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Irak.
Pada Kamis (5/3), pejabat Irak mengungkap, ISIS mulai menghancurkan situs yang didirikan pada abad ke 13 SM itu.
Irina Bokova, kepala Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) mengecam penghancuran "sistematis" di Irak ini sebagai kejahatan perang.
"Ini merupakan serangan terhadap rakyat Irak, yang mengingatkan kita bahwa tidak ada yang aman dari pembasmian budaya di negara itu. Semua menjadi target: nyawa manusia, kelompok minoritas dan ini ditandai dengan penghancuran sistematis warisan budaya kuno," kata Bokova.
ISIS mengatakan tempat pemujaan dan patung kuno merupakan "benda berhala" yang harus dihancurkan. "Mereka sedang menghapus sejarah kami," kata arkeolog Irak Lamia al-Gailani. Gailani mengatakan Nimrud merupakan salah satu situs paling penting di Irak.
Banyak dari artefak yang ditemukan di sana sudah dipindahkan ke museum di Baghdad dan luar negeri, tetapi masih banyak yang tersisa di lokasi tersebut.
Selain menghancurkan artefak, ISIS juga menjualnya dan perdagangan merupakan salah satu sumber pendapatan mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR